Gunung Agung Meletus
Ikan-ikan Mati Diterjang Lahar Dingin, Warga Sekitar Malah Nekat Lakukan Hal Ini
Kemarin, lahar dingin melanda lahan pertanian sejumlah warga di sekitar lereng Gunung Agung.
Editor: Galih Pangestu Jati
"Masyarakat sekitar Gunung Agung agar waspada dari ancaman banjir lahar hujan. Jika hujan di bagian hulu, segera menyingkir dari sekitar sungai," ujar Sutopo.
Saat ini, kata Sutopo, banjir lahar hujan sudah terjadi di beberapa tempat di lereng Gunung Agung.
Karena itu, kawasan di radius 8-10 kilometer Gunung Agung harus bebas dari aktivitas masyarakat.
"Hujan akan meningkat. Jangan melakukan aktivitas di sekitar sungai. Radius 8-10 kilometer harus kosong dari aktivitas, warga yang berada di radius bahaya ini harus mengungsi. Jangan malah menonton letusan di dekat Gunung Agung," kata dia.
Jadi Tontonan Warga
Kemarin, lahar dingin melanda lahan pertanian sejumlah warga di sekitar lereng Gunung Agung.
Lahar dingin diketahui sudah mulai muncul sejak Minggu (26/11/2017) malam hingga Senin pagi.
Peristiwa aliran lahar dingin ini terjadi di sekitar sungai yang berhulu di kaki Gunung Agung, seperti Tukad Yeh Sah di Desa Batu Sesah, Rendang, dan Sungai Liligundi di Banjar Liligundi, Bebandem, kemudian terus mengalir sampai Tukad Unda di Klungkung.
Aliran lahar dingin juga mengalir di kawasan tambang pasir di Desa Ban, Selat, Duda Utara, Sebudi, dan Amerta Bhuana.
Lahar dingin yang mirip banjir lumpur itu pun menjadi tontonan warga sekitar.
Ni Ketut Sari, warga Liligundi menjelaskan, lahar dingin mulai ada sejak Minggu pukul 24.00 Wita.
"Semalam lahar diingin mengalir cukup deras. Warga sangat panik dan khawatir dengan kejadian tersebut. Sampai sekarang lahar dingin masih mengalir, dan jadi tontonan warga," kata Sari saat ditemui kemarin pagi.
Warga Selat, Wayan Putra, menyatakan aliran lahar dingin makin besar karena diguyur hujan dari hulu.
Hampir sebagian warga di sekitar menyaksikan kejadian tersebut sembari mengabadikannya dengan ponsel.
"Di Kecamatan Selat ada berapa desa yang terkena lahar dingin seperti Duda Utara, Muncan, dan Sebudi. Warga khawatir dengan tanaman dan ternak mereka," katanya.