Kesaksian Korban Sandera Kelompok Bersenjata Papua hingga Trauma, Enggan Kembali
Sejumlah sandera yang berhasil diselamatkan dan dievakuasi, mengaku trauma atas kejadian yang menimpa mereka.
Penulis: Mohamad Yoenus
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM -- Sejumlah sandera yang berhasil diselamatkan dan dievakuasi, mengaku trauma atas kejadian yang menimpa mereka.
Seorang korban, Darsono, menceritakan para pemberontak datang mendobrak pintu lalu merampas harta benda mereka.
"Saya trauma. Mereka mendobrak pintu, merampas Hp, mengambil uang," ujar Darsono, di tempat penampungan sementara di Timika, saat diwawancara Kompas TV, Jumat (18/11/2017).
Darsono mengatakan, setelah kejadian ini ia memutuskan akan pulang ke kampung halamannya di Jawa.
"Ada 111 orang dari Jawa. Mereka takut semua, dan rata-rata mau pulang ke Jawa," kata Darsono.
Tonton videonya di bawah ini.
VIRAL: Diam-diam Pemerintah Naikkan Harga BBM, Warganet Beri Penjelasan Ini!
Pasca-kejadian penyanderaan oleh pemberontak bersenjata di Papua, para korban yang berhasil diselamatkan dibawa ke posko penampuangan di Timika, seperti di kawasan Kartini dan Kerukunan Jawa Bersatu.
Drama 78 Menit
Dalam rilis yang diterima Tribun, hanya dalam waktu 78 menit, Jumat (17/11/2017) pagi, satu tim Pasukan Parako Kopassus berjumlah 13 orang, menyerbu Kelompok Kriminal Bersenjata di area Kimberley, Papua.
Anggota Kelompok Bersenjata (AKB) pun kocar-kacir dan pasukan Kopassus pun berhasil menyelamatkan 347 orang sandera yang ditawan kelompok kriminal tersebut.
Dalam aksi bertajuk Operasi Raid dan Perebutan Cepat Area Kimberley Papua ini, pasukan Kopassus diback-up anggota Yonif-715/Raider dan Tontaipur Kostrad.
Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi menuturkan pukul 07.00, pasukan mulai bergerak ke arah posisi Kelompok Kriminal Bersenjata yang sedang berkumpul.
Kemudian pukul 07.45, suara ledakan dibunyikan dan seluruh anggota sniper langsung melakukan penyerangan terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata yang sedang berkumpul di kandang babi di daerah Utikini.
"Mengetahui ada pasukan yang tiba tiba muncul di luar area pemukiman, kelompok OPM (Organisasi Papua Merdeka) ini berhamburan melarikan diri tanpa bisa melakukan perlawanan. Karena mereka sudah bisa memastikan itu adalah Pasukan Parako Kopassus," katanya dalam rilis yang diterima Tribun Jabar, Jumat (17/11/2017).