Kebakaran Pabrik Petasan Ternyata Tewaskan Anak Usia 15 Tahun, Pekerjanya di Bawah Umur?
Kebakaran yang melanda Pabrik Petasan PT Panca Buana rupanya menewaskan pegawai di bawah umur, benarkah?
Penulis: Bima Sandria Argasona
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
TRIBUNWOW.COM - Si jago merah telah melahap sebuah pabrik petasan.
Kebakaran melanda Pabrik Petasan PT Panca Buana yang beralamatkan di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10/2017).
Kebakaran tersebut menyisakan beberapa fakta mengenai korban terluka hingga meninggal dunia.
Dilansir dari Kompas.com, beberapa warga sekitar pabrik menceritakan kronologi kejadian kebakaran pabrik tersebut.
Kebakaran dimulai dari adanya suara letupan yang keluar dari pabrik.
Bukan Diseret di Jalan Aspal, Pegawai BNI yang Lawan Begal Ternyata Tewas Karena Insiden Ini
Suara letupan yang diduga petasan itu terdengar pada pukul 09.00 WIB.
Tak berselang lama, kobaran api keluar dari pabrik petasan.
Karyawan yang ingin menyelamatkan diri terdengar menggedor-gedor pintu keluar yang saat itu terkunci.
Mereka berteriak meminta pertolongan warga yang ada di luar.
Ada beberapa warga yang berhasil lolos karena berhasil melompati pagar setinggi tiga meter, namun ada juga warga yang tidak melompati pagar tersebut.
Selang 15 menit, gerbang yang terkunci tersebut bisa dibuka dan banyak karywan yang bisa menyelamatkan diri.
Main HP di Samping Jenazah Rara Pegawai BNI Korban Begal, Netizen Prihatin Lihat Sikap Dokter Koas
Namun, masih terdengar suara teriakan dari dalam pabrik.
“Masih ada suara teriakan meminta tolong dari dalam sehingga warga memasang tangga serta menjebol dinding samping kanan untuk mengeluarkan pegawai yang terjebak,” kata Tio, warga Kosambi.
Banyak suara perempuan muda yang keluar dari dalam pabrik tersebut, padahal sebelumnya dinding sudah dijebol oleh karyawan dengan bantuan warga.
Kejadian tersebut menelan 47 karyawan tewas dan 46 lainnya luka-luka.
Namun, ditemui di tempat yang berbeda Kepala Bidang Pelayanan Dokpol Rumah Sakit Polri Sukanto Kramat Jati, Kombes Pol Sumirat jika 47 korban tersebut belum jumlah pasti.
"Jumlahnya untuk sekarang terdapat 47 kantong jenazah, bukan jenazah. Karena itu merupakan potongan bagian tubuh saja, jadi belum bisa dipastikan ada berapa korban," ungkapnya kepada wartawan di Posko Ante Mortem Rumah Sakit Polri Sukanto Kramat Jati, Jakarta Timur pada Jumat (27/10), dikutip dari WartaKota.
Ternyata Ini Alasan Mengapa Lebih Banyak Wanita Pakai Gaun Putih di Hari Pernikahannya
Pihaknya mengimbau keluarga korban agar segera mengecek anggota keluarganya ke rumah sakit.
Keluarga bisa melakukan pengecekan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak BUN Kosambi, Tangerang sebelum datang ke Rumah Sakit Polri.
Selain menyebutkan ciri-ciri korban, keluarga harus membawa dokumen pendukung lainnya.
"Keluarga korban harus menyiapkan data seperti KTP, foto, dan ciri-ciri khusus agar mempermudah identifikasi. Kebiasaan korban seperti menggunakan aksesoris, sidik jari, dan lainnya juga harus disebutkan," jelasnya, dikutip dari WartaKota.
Dilansir dari WartaKota, identifikasi korban bisa dilakukan cepat jika data pendamping yang diberikan oleh keluarga lengkap.
"Jika ada data pembanding, korban bisa diidentifikasi sekitar satu jam setengah, kalau tidak ada bisa diperiksa DNA-nya," ujar Kepala Bidang Pelayanan Dokpol Rumah Sakit Polri Sukanto Kramat Jati, Kombes Pol Sumirat pada Jumat (27/10/2017).
Data tersebut bisa dalam bentuk ciri-ciri khusus tubuh korban hingga kebiasaan korban dalam memakai aksesoris.
Sebelum terbakar, aktivitas produksi dari pabrik petasan ini melonjak naik.
Hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh Lukas Bonai, saksi kebakaran.
Dilansir dari WartaKota, pabrik ini terus menambah karyawannya.
"Dari tiga bulan kesini produksinya semakin lancar, karyawannya terus bertambah yang tadinya bekerja itu laki-laki semuanya lalu ditambahi lagi tenaga wanita tambah banyak," tutur Lukas Bonai dilokasi kejadian, Kamis (26/10/2017) malam.
Menurutnya, ada 15-20 orang perempuan yang dipekerjakan di pabrik tersebut, dan umur rata-rata dari pegawai tersebut berusia 15 tahun.
Hal ini diketahui Lukas setiap harinya, karena ia sering mengamati karyawan perempuan dan laki-laki yang masuk ke dalam pabrik tersebut.
Padahal perusahaan tidak boleh memerkerjakan anak di bawah umur.
Jika terbukti, maka pihak pabrik bisa dikenai sanksi atas kasus tersebut.
"Seminggu lalu sempat di sini karyawan tersebut lagi makan, kira-kira usianya ya SMP lah sekitar 15 tahunan masih anak-anak. Ya mereka kerja, mereka Istirahat di sini," tutur Lukas. (TribunWow.com/Bima Sandria)