Breaking News:

Kisah Jenderal Achmad Yani, sang Pahlawan Revolusi

Achmad Yani meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 di usia 43 tahun.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Wulan Kurnia Putri
IST
Ahmad Yani 

Pasca Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka, Yani bergabung dengan tentara republik dan berjuang melawan agresi militer Belanda.

Ia membentuk batalion yang dikomandani oleh dirinya dan berhasil memukul mundur Inggris di Magelang.

Yani juga berhasil mempertahankan Magelang saat Belanda hendak mengambil alih kota.

Karena prestasinya tersebut, ia kemudian mendapat julukan sebagai "Juru selamat Magelang".

Selain itu, Yani juga memprakarsai serangkaian serangan gerilya yang diluncurkan pada awal 1949 untuk mengalihkan perhatian Belanda.

Sementara Letnan Kolonel Soeharto saat itu dipersiapkan untuk Serangan Umum 1 Maret yang diarahkan pada Yogyakarta.

Belanda yang kalah, akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia.

Setelah berhasil dalam berbagai serangan di Magelang dan Yogyakarta, Yani dipindahkan ke Tegal.

Pada tahun 1952, ia kembali dipanggil untuk melawan Darul Islam, sebuah kelompok pemberontak yang berusaha untuk mendirikan sebuah teokrasi di Indonesia.

Untuk menghadapi kelompok pemberontak ini, Yani membentuk sebuah kelompok pasukan khusus yang disebut The Banteng Raiders.

Pasukan Darul Islam di Jawa Tengah pun mengalami kekalahan dan akhirnya berhasil ditumpas sepenuhnya.

Belajar ke luar negeri

Pada Desember 1955, Yani berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar di Komando dan Staf Umum College, Fort Leavenworth, Texas.

Setahun kemudian ia pulang dan dipindahkan ke Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Jenderal Achmad YaniKabupaten PurworejoJakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved