50 Tahun Berumah Tangga, Jusuf Kalla Ungkap Penyesalan pada sang Istri
Wakil Presiden Jusuf Kalla ungkap fakta besar yang membuatnya sangat menyesal pada sang istri.
Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
Karena memang bapak dan ibumu juga guru.
Aku ingin menemuimu tapi bapakmu menyembunyikanmu. Kau baru dipanggil keluar kalau saya permisi pulang.
Sebenarnya itu termasuk perilaku yang kejam.
Datang ke rumahmu sore hari sebelum magrib, begitu magrib aku berdiri dan adzan dengan fasih.
Keluar salat berjamaah yang diimami oleh bapakmu. Ini juga penting dengan bapakmu aku juga lagi shalat.
Setelah tamat SMA kau bekerja di BNI. (Lalu) kuliah sore.
Sampai kuliah aku juga bekerja di kantor bapakku, agar bisa sering terbang, sekali seminggu aku minta menjadi asisten dosen dan mengajar di kelasmu tanpa honor.
Semua itu agar bisa bertemu denganmu, dan melihat senyummu.
Keras sekali perjuanganku tapi demi menatapmu. Akhirnya kau luluh juga.
Ayahku akhirnya memahami perbedaan adat kita, selain ibuku dan sahabatnnya memberi nasihat.
Mungkin juga setelah membaca buku Hamka, tenggelamnya kapal Van der Wijk.
Semua itu karena untuk melihat senyummu.
Saat orangtuaku melamarmu untuk jadi istriku, aku melihat cakrawala tersenyum perjuangan cinta bertahun-tahun yang berbuah manis.
Setelah kita menikah, aku menjalankan perusahaan ayahku. Kau sekretaris, merangkap keuangan karena kita belum bisa, memegang pegawai tambahan.
Di samping mengasuh anak dan mengurus rumah dengan baik.