Fakta Mengejutkan Penyekapan Model Cantik, dari Tidur Bareng Pelaku hingga Seks Sebagai Imbalan
Korban penculikan, Chloe Ayling, blak-blakan terkait peristiwa tak disangka yang dialaminya.
Penulis: Rendy Adrikni Sadikin
Editor: Rendy Adrikni Sadikin
Chloe menceritakan pengalamannya diculik mafia kriminal Italia dan hendak dijual sebagai budak seks.
Semua berawal saat Chloe Ayling (20) dijadwalkan untuk menghadiri sebuah sesi foto di Milan, Italia, 11 Juli.
Namun, di sana Chloe malah diserang dua pria yang membiusnya menggunakan ketamin dan disekap dalam sebuah koper.
Menggunakan sebuah mobil, Chloe dibawa ke sebuah desa terpencil di Borgial, Italia.
"Saya sadar bahwa saya sedang berada di dalam bagasi belakang sebuah mobil. Tangan dan kaki saya diikat dan mulut saya diberi lakban," cerita Chloe, Minggu (6/8/2017).
"Saya disekap dalam sebuah tas koper, yang hanya diberi lubang kecil agar saya bisa tetap bernapas," katanya lagi.
Setelah itu, selama enam hari Chloe disekap di sebuah rumah dan diikat pada sebuah lemari laci.
Selama diculik, Chloe ternyata hendak dijual di internet oleh penculiknya senilai 230 ribu poundsterling Inggris (Rp 4 miliar).
Namun, Chloe akhirnya dibebaskan oleh penculiknya setelah sang model yang kerap berpose dan berpenampilan seksi untuk sesi foto itu diketahui memiliki seorang anak berusia dua tahun.
Menyusul pelepasannya dari tangan penculik, kelompok mafia Italia, Black Death, mengeluarkan pernyataan terkait pembebasan Chloe.
"Anda dibebaskan atas kebaikan Kelompok Black Death. Namun, pembebasan Anda memiliki syarat dan Anda harus membaca pesan ini secara teliti," demikian isi pernyataannya.
"Kesalahan terjadi pada penyekapan Anda, terlebih setelah kami menyadari bahwa Anda adalah seorang ibu muda," jelas kelompok tersebut.

Diduga Black Death menjadi kelompok yang mendalangi penculikan Chloe.
Dalam pernyataannya, Chloe diminta untuk tidak membawa insiden penculikan tersebut ke tangan tim penyelidik pihak berwajib dan menjelek-jelekkan kelompok itu di hadapan media.
Chloe juga diminta untuk membayar 50 ribu dolar AS (Rp 665 juta) atas pembebasannya dalam tempo sebulan.