Breaking News:

5 Fakta Patung Dewa di Tuban yang Diprotes Warga, Nomor 5 Bikin Berdecak Kagum!

Sekelompok massa dari gabungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Surabaya menggelar aksi unjuk rasa.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Galih Pangestu Jati
ANTARA FOTO/AGUK SUDARMOJO
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Tuban, Jawa Timur, dengan menggunakan alat berat crane menutup patung Dewa Perang Kongco Kwan Sing Tee Koen dengan kain putih di Kelenteng Kwan Swie Bio, Minggu (6/8/2017). Patung setinggi 30,4 meter itu ditutup dengan kain oleh pengurus kelenteng karena adanya penolakan dari sejumlah elemen masyarakat atas patung itu. 

TRIBUNWOW.COM - Sekelompok massa dari gabungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Surabaya menggelar aksi unjuk rasa.

Unjuk rasa yang berlangsung di depan gedung DPRD Jawa Timur Surabaya, Senin (7/8/2017), itu menuntut agar patung panglima perang Tiongkok, Kongco Kwan Sing Tee Koen di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Jawa Timur, untuk dirobohkan.

Sembari membawa poster-poster yang berisi ungkapan protes, warga juga berorasi menyuarakan tuntutan mereka.

Berikut ini fakta-fakta mengenai patung megah di Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, Jawa Timur.

1. Demonstrasi berlangsung saat sidang paripurna

Melansir dari Kompas.com, unjuk rasa ini berlangsung bertepatan dengan sidang paripurna yang digelar oleh DPRD Jawa Timur.

Menurut koordinator lapangan unjuk rasa, Didik Muadi, patung setinggi 30 meter yang berdiri menghadap ke laut tersebut tidak pantas berada di negara Indonesia.

"Patung tersebut tidak ada kaitan sejarah dengan bangsa Indonesia. Masih banyak pahlawan Indonesia atau tokoh pejuang daerah yang lebih pantas dijadikan patung di Tuban," tandasnya.

Aksi protes patung panglima perang Tiongkok di Tuban oleh massa LSM Surabaya
Aksi protes patung panglima perang Tiongkok di Tuban oleh massa LSM Surabaya (KOMPAS.com/Achmad Faizal)

2. Berdirinya patung tak memiliki izin bangunan

Didik mengungkapkan bahwa pembangunan patung itu tidak memiliki izin bangunan.

Karena itulah ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan tegas atas keberadaan patung tersebut.

Didik menambahkan, jika aksi yang dilakukan oleh masyarakat ini murni sebagai gerakan bangsa Indonesia yang ingin agar para pahlawan dihormati.

"Aksi ini tidak ada tendensi sentimen agama tertentu. Ini murni sikap anak bangsa yang tidak ingin bangsanya diinjak-injak oleh bangsa lain," tegasnya.

3. Polemik patung tak perlu dibesar-besarkan

Polemik soal patung ini membuat Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Jatim, Agus Maimun turut angkat bicara.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
TubanJawa TimurKompas.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved