Ibadah Haji 2017
Mata Berkaca-kaca, Buruh Angkut Pasir Ceritakan Perjuangannya Bisa Berangkat Haji
Ternyata air matanya berlinang mengingat perjuangannya untuk sampai tanah suci bukanlah hal mudah.
Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
"Habis subuh dia berangkat ke ladang hingga jam delapan. Setelah itu, sampai dhuhur di sungai sebagai buruh muat pasir. Kadang habis duhur saya berangkat lagi ke ladang,” ceritanya.
Ladang yang ia tanami pun bukan lah milik pribadi tetapi menyewa dengan bayaran pertahun.
Ladang sewaannya ia tanam cabai, tapi kadang juga singkong.
Menurutnya, kalau sedang bagus, dalam setahun dia bisa lima belas kali petik pohon cabai.
Dari hasil bercocok tanam tersebut, ia akhirnya bisa membuka tabungan haji pada tahun 2011 dan dari pertanian, bisa melunasi (biaya haji).
“Alhamdulillah cabai kemarin harganya baik. Dan semua itu juga karena Allah memang menghendaki saya berangkat haji. Alhamdulillah Allah memang benar-benar Welas Asih,” sambungnya penuh haru. (TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah)