Breaking News:

Ibadah Haji 2017

Mata Berkaca-kaca, Buruh Angkut Pasir Ceritakan Perjuangannya Bisa Berangkat Haji

Ternyata air matanya berlinang mengingat perjuangannya untuk sampai tanah suci bukanlah hal mudah.

Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
DOK KEMENAG.GO.ID
Tasrudin, jamaah haji asal Banjarnegara 

TRIBUNWOW.COM - Tarsudin mengaku gembira bisa bermunajat di Raudhah.

Matanya berkaca saat ditanya soal harapan yang telah dilangitkan.

“Tadi berharap semoga ibadah haji saya diterima Allah. Saya menjadi haji yang mabrur. Semoga saya dan keluarga saya juga khusnul khatimah,” suaranya memberat dan matanya mendadak sembab.

Ternyata air matanya berlinang mengingat perjuangannya untuk sampai tanah suci bukanlah hal mudah.

Mengandung Bayi Kembar 10, yang Terjadi pada Wanita Ini saat 12 Minggu Mengerikan

Bagaimana tidak, penghasilannya pas-pasan untuk menafkahi keluarga.

Sehari-harinya pria berusia 49 tahun asal Banjarnegara menjadi buruh angkut pasir.

“Sehari-hari, pekerjaan saya adalah muat pasir di sungai yang berjarak sekitar 1 km dari rumah,” tuturnya, Minggu (30/7/2017) dilansir dari laman Kemenag.go.id.

Hasil buruh muat pasirnya, dia manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, meski kadang cukup dan kadang tidak.

Menurutnya, dari buruh pasir kadang dia mendapat Rp60 ribu, tapi kadang juga hanya Rp20 ribu.

Konsidi tersebut lantas tak membuat keinginannya berangkat haji pudar begitu saja.

Ia pun bekerja lebih keras untuk memenuhi panggilan sang Ilahi.

Tarsudin rela banting tulang dari subuh hingga malam hari.

Tiap hari rutinitasnya dimulai dari ladang, sungai, ke ladang kembali.

Ridwan Kamil Unggah Foto Keluarga, Netizen Justru Ramai Ingin Kirim Martabak untuk sang Wali Kota

"Habis subuh dia berangkat ke ladang hingga jam delapan. Setelah itu, sampai dhuhur di sungai sebagai buruh muat pasir. Kadang habis duhur saya berangkat lagi ke ladang,” ceritanya.

Ladang yang ia tanami pun bukan lah milik pribadi tetapi menyewa dengan bayaran pertahun.

Ladang sewaannya ia tanam cabai, tapi kadang juga singkong.

Menurutnya, kalau sedang bagus, dalam setahun dia bisa lima belas kali petik pohon cabai.

Dari hasil bercocok tanam tersebut, ia akhirnya bisa membuka tabungan haji pada tahun 2011 dan dari pertanian, bisa melunasi (biaya haji).

“Alhamdulillah cabai kemarin harganya baik. Dan semua itu juga karena Allah memang menghendaki saya berangkat haji. Alhamdulillah Allah memang benar-benar Welas Asih,” sambungnya penuh haru. (TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
BanjarnegaraKementerian Agama RI (Kemenag RI)RaudhahIbadah Haji
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved