Besar Pasak daripada Tiang, Begini Kondisi Utang Luar Negeri Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara perihal urusan hutang Indonesia.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara perihal urusan utang Indonesia.
Melansir dari Kompas.com, utang Indonesia saat ini masih menggunung.
Meski demikian, Luhut menilai, utang itu tak masalah selama tidak digunakan untuk membayar utang lainnya.
"Utang itu sepanjang tidak digunakan untuk membayar utang atau bunga ya bagus. Kalau saya pedagang pinjam uang produktif, proyek itu yang bayar utang itu, lalu apa masalahnya," kata Luhut di komplek parlemen DPR RI, Jakarta, Senin (10/7/2017).
Ia mengungkapkan jika utang Indonesia cenderung kecil jika dibandingkan dengan utang milik negara-negara lainnya.
"Sepanjang utang itu produktif, ya enggak apa-apa. Utang kita (pemerintah) masih nomor dua terkecil dibanding negara-negara lain," ujar Luhut.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan jika APBN Indonesia tidak akan cukup untuk membangun infrastruktur dalam negeri.
Pasalnya, jumlah APBN Indonesia jauh dari kata cukup untuk pembangunan.
Tak Punya Daya, Begini Santri Pendaki Bertahan Hampir Seharian di Jurang Gn Slamet
"Misal, pembangunan infrastruktur butuh 450 miliar dollar AS, APBN hanya ada 120 miliar dollar AS, sisanya dari mana?" kata dia.
"Sekarang seperti Cina, dia mau investasi 20 miliar dollar AS, B to B, bukan G to G. Dia mau cari partner di Indonesia. Salahnya di mana?" kata dia.
Untuk diketahui pula, pada tahun 2018 nanti, pemerintah Indonesia dipastikan akan kembali berutang untuk biaya pembangunan.
Hal ini disebabkan oleh defisitnya anggaran di dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018.
Hingga akhir Mei 2017 lalu, jumlah utang luar negeri Indonesia telah mencapai Rp 3.672,33 triliun.
Sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2014 hingga Mei 2017, utang Indonesia meningkat hingga Rp 1.067,4 triliun.