5 Fakta Penikaman Prada Yanuar Dilakukan Terduga Anak Anggota DPRD Bali, Nomor 4 Motif Pelaku!
Seorang anggota TNI yang sedang dalam pendidikan di Pulaku Buleleng Bali, Yanuar Setiawan (20) ditikam oleh sekelompok orang.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNWOW.COM - Seorang anggota TNI yang sedang dalam pendidikan di Pulaku Buleleng Bali, Yanuar Setiawan (20) ditikam oleh sekelompok orang.
Kejadian itu terjadi di By Pass Ngurah Rai pada Minggu (9/7/2017).
Empat pelaku penikaman anggota TNI yang berasal dari Kabupaten Manggarai ini pun sudah diamankan oleh pihak berwajib.
Polisi pun langsung mendalami kasus ini yang disinyalir melibatkan pelaku lain.
Berikut tim TribunWow.com himpun fakta-fakta dari insiden penikaman ini dari laman Tribun Bali!
Simak selengkapnya di sini!
1. Kronologi kejadian penikaman
Melansir dari Tribun Bali, dari penikaman ini, polisi mengamankan empat pelaku yaitu CI, DKDA (16), RA (19), dan F (22).
Penikaman terhadap Prada Yanuar hingga tewas ini dilakukan oleh DKDA yang merupakan anak salah satu anggota DPRD Provinsi Bali.
Kasus ini bermula saat saat rekan-rekan korban yang berjumlah lima orang yaitu, Muhammad Johari (22), Tegar Ananta (19), Munajir (23), Steven (33), dan Isramihardi (18) dalam perjalanan pulang setelah nongtrong di Legian, Kuta Badung.
Saat perjalanan pulang itulah, mereka tiba-tiba dicegat oleh kelompok pemuda yang di antaranya ada empat tersangka.
Wanita Hamil 5 Bulan Melahirkan di Pesawat Hingga PM Kanada Ternyata Berdarah Indonesia!
Sekelompok pemuda tersebut diduga berjumlah sebanyak 10 orang yang diduga menjadi pelaku.
"Ada 10an orang. Kalau dari keterangan korban, memang ada penghadangan. Tidak ada cek-cok apa-apa. Makanya mereka tiga lawan 10 orang lebih," ungkap seorang sumber.

Diduga kuat, sekelompok pemuda itu melakukan penganiayaan terhadap korban.
Korban dan temannya menumpang empat sepeda motor. Satu motor ada yang boncengan, dan korban dibonceng oleh temannya.
Fakta-fakta Pembacokan Pakar IT ITB di Tol Jagorawi, Nomor 4 Keterkaitan Chat Mesum Rizieq Shihab
Yang tertinggal di tempat kejadian perkara (TKP) saat itu adalah tiga orang korban.
Dua teman lainnya sudah pulang terlebih dahulu.
Dari penikaman ini, selain Prada Yanuar, Johari dan Tegar Ananta juga menjadi korban.
Johari mengalami patah rahang bagian bawah, sementara Tegar Ananta mengalami rasa sakit pada telinga bagian bawah karena dikeroyok.
2. Pelaku penikaman diduga anak dari anggota DPRD Provinsi Bali

Seperti yang tertulis di atas, pelaku penikaman dengan inisial DKDA ini merupakan anak salah satu anggota DPRD Provinsi Bali.
Melansir dari Tribun Bali, informasi ini dihimpun di internal Kepolisian.
Bahwa memang tersangka ialah pelaku pembunuhan Anggota TNI tersebut.
Namun, saat Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Wayan Latra disinggung mengenai status keluarga DKDA, ia enggan berkomentar lebih jauh.
Istana Tegaskan Jokowi Boyong Keluarga ke Luar Negeri Menggunakan Uang Pribadi
Ia hanya menuturkan bahwa pelaku utama penusukan sudah diamankan dan kini sedang ditangani oleh Anggota PPA Polresta Denpasar.
"Untuk penanganan sudah ke Polresta Denpasar," ucapnya singkat, ketika ditemui di Mapolsek Kuta Selatan.
Ia juga mengatakan bahwa pascakejadian, pihaknya langsung melakukan penangkapan setelah satu jam penikaman tersebut terjadi.
Diketahui, pelaku diamankan di rumahnya, kemudian dengan pelaku lainnya.
3. Status pelaku yang merupakan siswa SMA di Denpasar ini akan diputuskan usai Pra Rekonstruksi pembunuhan Prada Yanuar.
Pihak kepolisian pun memastikan ada 11 orang yang terlibat dalam pengeroyokan hingga tewasnya Prada Yanuar.
Melansir dari Tribun Bali, dari 11 orang yang diamankan itulah, satu di antaranya diduga kuat sebagai pelaku utama.
Terduga pelaku utama itu diketahui berinisial DKDA (16), dirinya merupakan salah satu siswa di salah satu SMA di wilayah Denpasar.
Sementara, 10 orang lainnya masih terus menjalani pemeriksaan intensif di Mapolresta Denpasar.
Status DKDA (16) dikatakan akan dinaikkan usai menjalani pra rekonstruksi pada Senin (10/7/2017).
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo pun menyatakan bahwa DKDA (16) diduga menjadi pelaku utama.
Pemeriksaan intensif terus dilakukan hingga malam hari, Minggu (9/7/2017).
Polisi masih terus mendalami peran-peran orang yang terlibat dalam penikaman ini.
Gara-gara Asyik Berfoto di Rel, Dua Pemuda Tersambar Kereta Api
Namun, status 10 orang lainnya masih sebagai terperiksa.
"Ada 11 orang yang sudah diamankan. 1 orang dugaannya pelaku utama (DKDA,red). 10 masih menjalani pemeriksaan," ucap Hadi kepada Tribun Bali melalui pesan singkatnya, Minggu (9/7/2017).
Penetapan pelaku sebagai tersangka akan diputuskan usai proses rekonstruksi.
"Kami masih menunggu rekonstruksi besok pagi, (Senin)" ujarnya.
Dukung KPK Masih Tetap Ada, Amien Rais: Semua Pejabatnya Harus Diganti
"Makanya itu, fungsi pra rekonstruksi itu adalah pendalaman peran kejahatan. Nanti baru bisa disimpulkan," imbuhnya.
Sementara itu, untuk 11 orang yang terlibat adalah DKDA (16), CI (17), RA (19), F (22), YMF (16), KAN (16), FH (16), NPKW (17), NKB (16), KCA (16), dan IKS (18).
4. Motif sementara pelaku penikaman
Kembali melansir dari Tribun Bali, Kompol I Wayan Latra menyatakan dari penyelidikan sementara kasus penusukan atau penikaman Prada Yanuar ini tidak ada motif geng motor.
Pendek kata, kasus ini murni penganiayaan berdasarkan kesalahpahaman.
Prajurit TNI Dikeroyok dan Ditusuk hingga Tewas, Pelaku Utama Diduga Anak Anggota DPRD
"Motif tidak ada geng motor," ucapnya, Minggu (9/7/2017).
5. Rekan Prada Yanuar, Johari yang juga jadi korban tidak bisa operasi lantaran tidak ada biaya.

Muhammad Johari (22) yang juga menjadi korban perkelahian terbaring lemah di ruang IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Minggu (9/7/2017).
Sama seperti Prada Yanuar, Johari adalah anggota TNI AD yang sedang menjalani pendidikan Militer di Pulaki Buleleng Bali dilansir dari Tribun Bali.
Pascakejadian Johari langsung dilarikan ke RSUD Husada, Nusa Dua.
Namun, karena peralatan medis yang tidak memadai, Johari langsung dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
Detik-detik Reporter Asal Pakistan Jatuh dari Crane Saat Siaran Langsung
Setibanya di RSUP Sanglah, Johari langsung ditangani tim medis dengan melakukan tindakan TC-Scan dan rontgen.
Dari hasilnya, korban harus dilakukan tindakan operasi tulang rahang.
Namun, dikarenakan ketiadaan biaya, korban belum juga dioperasi.
"Masih kordinasi dengan pihak keluarga di kampung karena biaya operasinya sekitar Rp 40 juta. Biaya tersebut diluar biaya obat-obatan dan kamar inap selama di rumah sakit. BPJS ada tapi tidak bisa digunakan karena kasusnya tidak masuk kriteria," ujar Budi, keluarga korban saat ditemui diruang IGD RSUP Sanglah, Denpasar. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)