Ramai Diperbincangkan, 'Dasar Ndeso' Malah Diparodikan Oleh Seorang Ustaz yang Populer di Facebook

TRIBUNWOW.COM - Di Facebook ada satu akun yang populer di kalangan warganet dengan nama Ustaz Abu Janda al-Boliwudi.

Melihat dari keterangan profilnya, nama tersebut adalah nama plesetan yang diambil dari seorang tokoh ISIS Indonesia bernama Abu Jandal yang dilaporkan tewas di Suriah.

Ia sempat membuat heboh media sosial dengan video parodi yang berjudul 'Ancaman ISIS Terhadap KPI-PARODI ancaman ISIS terhadap TNI' di Youtube.

Tokoh fiksi Abu Janda ini dibuat oleh Permadi Arya pada Desember 2014 sebagai respon atas video ancaman petarung ISIS asal Indonesia Abu Jandal kepada TNI.

6 Fakta Soal Muhammad Hidayat Pelapor Kaesang Pangarep yang Juga Terjerat Pidana

Setelah membuat heboh media sosial dengan parodi ancaman ISIS tersebut, kini ia kembali membuat video yang ramai diperbincangkan oleh warganet.

Pasalnya, kini ia membuat parodi mengenai video yang terkait dengan kasus yang dijatuhkan kepada putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep tentang ujaran kebencian dan penodaan agama.

Dikatakan, Kaesang dianggap telah melakukan ujaran kebencian dan penodaan agama melalui vlog-nya yang bertajuk #PapaMintaProyek lantaran ia terlalu banyak mengatakan kata 'Dasar Ndeso' di dalam video-nya.

Kata-kata itu pun kini menjadi viral di media sosial dan dijadikan Ustaz Abu Janda al-Boliwudi sebagai bahan untuk membuat video parodi di akun Facebooknya pada, Rabu (5/7/2017).

Dalam video parodinya ini, Ustaz Abu Janda al-Boliwudi ini mengikuti gaya Kaesang yang berkata 'Dasar Ndeso' seperti di vlog-nya.

Ustaz Abu Janda al-Boliwudi juga mengungkapkan fenomena-fenomena yang terjadi di Indonesia baru-baru ini.

Seperti orang-orang yang boikot Starbucks padahal masih minum kopi sachetan.

Kemudian juga ada orang-orang yang mengatakan uang baru RI ada logo PKI, tetapi terima uang THR dalam bentuk uang baru tidak menolak.

Ia juga menyenggol orang-orang yang meminta penegakan hukum, tetapi saat hukum ditegakkan malah dikatakan kriminalisasi.

Selain itu, masih banyak lagi fenomena-fenomena yang terjadi di Indonesia lainnya yang ia sebutkan di dalam video parodinya.