Muslim Filipina Kecam Keras Pengerusakan Gereja di Marawi: Mereka tidak Wakili Islam, Tapi Musuh!
Penodaan terhadap gereja katedral Katolik yang dilakukan oleh pasukan bersenjata di kota Marawi dikecam keras oleh politik Muslim di Marawi
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Hataman meminta semua Muslim di wilayah itu untuk mencegah teroris membajak dan menghancurkan Islam.
“Kita tidak bisa dan tidak mentoleransi mereka, dan kita harus memastikan bahwa mereka dibawa ke pengadilan,” kata Hataman.
Karena peristiwa ini pun kegiatan doa antar agama terhenti.
Pihak berwenang di kota Iligan menolak untuk mengeluarkan izin kepada kelompok lintas agama yang berencana mengadakan kegiatan doa di luar kota.
Seorang aktivis perdamaian Muslim, Samira Gutoc-Tomawis, mengatakan beberapa kelompok Muslim menyatakan tertarik untuk menghadiri kegiatan itu untuk mendoakan keamanan orang-orang yang mengungsi di Marawi.
Ia bersama kelompokny aingin menyoroti nilai kehidupan dan menambahkan bahwa bagian dari doa mereka adalah untuk keselamatan Pastor Teresito Chito Soganub yang ditawan.
Diketahui, Pastor Teresito Chito Soganub dibawa oleh orang-orang bersenjata yang mengklaim punya hubungan dengan ISIS.
Tak hanya pastor, sekitar 200 orang lainnya juga menjadi sandera saat mereka menduduki kota tersebut pada 23 Mei 2017 silam.
Sebuah video yang marak pada tanggal 5 Juni 2017 menampilkan orang-orang bersenjata tersebut menghancurkan dan menginjak simbol-simbol religius dan juga sebuah salib kayu besar di dalam gereja katedral Katolik Marawi.
Orang-orang bersenjata itu berteriak ‘Allahu akbar’ sambil membakar halaman-halaman Alkitab, foto-foto Paus Fransiskus dan Paus Benediktus XVI, kursi uskup, dan benda-benda keagamaan lainnya.
Gutoc-Tomawis mengatakan “ribuan umat Islam dan Kristen” masih terjebak di kota yang terkepung, yang telah menjadi target serangan udara militer.
Sekitar 235.580 orang dilaporkan terlantar akibat konflik yang sedang berlangsung. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)