Ledakan di Kampung Melayu
Bom Kampung Melayu Diduga Berhubungan dengan Serangan Teroris di Manchester-Filiphina, Ini Faktanya!
Anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Nasir Djamil angkat bicara terkait serangan bom panci.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Nasir Djamil angkat bicara terkait serangan bom panci di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam.
Ia menilai ledakan bom tersebut merupakan serangan lanjutan dari serangan teroris di Manchester Arena, United Kingdom (23/5/2017) dan serangan teroris di kota Marawi Mindanao, Filiphina (23/5) yang saat ini berstatus darurat militer.
"Densus 88 diharapkan dapat melihat dugaan keterkaitan dengan kejadian serangan teroris yang terjadi di Inggris dan Filipina kemarin," ujar Nasir, Kamis (25/3/2017), dikutip dari Tribunnews.com.
Tubuh Terduga Pelaku Bom Hancur, Benda Ini Justru Ditemukan Utuh untuk Ungkap Semuanya!
Menurut Nasir, kelompok teroris ISIS berada di balik serangkaian teror yang terjadi.
"Sehingga dapat terdeteksi jaringan pelaku teroris ini terhubung dengan ISIS," ungkap Nasir.
Menurut Nasir, untuk mengetahui kejadian dan serangan yang tiba-tiba terjadi seperti ini, penting kiranya untuk dipasang CCTV di beberapa titik yang strategis.
"Sudah mendesak dipasang CCTV tersembunyi di tempat yang rawan terjadi kejahatan di Ibukota terutama lokasi publik, agar pelaku kejahatan mudah diidentifikasi dan bisa cepat ditangkap" ujar Nasir.

Nasir juga menyampaikan perasaan duka mendalam atas korban ledakan bom.
Lebih lanjut, ia mengimbau agar korban segera mendapat penanganan dari pihak-pihak berwenang.
"Rumah sakit dan instansi terkait yang berwenang seperti Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) segera menangani korban ledakan bom tanpa banyak pertimbangan birokratis demi kemanusiaan," tegas Nasir.
Polri Mulai Analisa Rekaman CCTV di Sekitar Halte Busway
Kini peihak kepolisian tengah melakukan analisa pada beberapa rekaman CCTV.
Dari analisa tersbut diharapkan kasus diduga bom bunuh diri ini dapat menemui titik terang dan terungkap.
"Kami masih pelajari dan analisis CCTV yang diberikan pihak Dinas Perhubungan," ujar Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul, Kamis (25/5/2017) pagi, dikutip dari Tribunnews.com.

Kombes Martinus berharap CCTV dapat memberi gambaran utuh peristiwa sebelum, sesaat dan setelah kejadian.
Penyidik kini juga tengan menganalisa, apakah serangan tersebut memang sengaja ditujukan ke pihak Polri atau memang direncanakan untuk diledakkan di tempat umum.

Sebagaimana diketahui, ada tiga anggota Polri yang gugur akibat serangan.
"Semuanya masih dianalisa, kami butuh waktu. Termasuk pelakunya ini sendiri selain dua orang di lapangan ataukah ada yang mengarahkan," tambahnya.
Sebelumnya, PT TransJakarta mengungkapkan jika pihaknya akan menyerahkan rekaman CCTV.
PT TransJakarta juga berkomitmen untuk membantu penyelidikan polisi dalam mengungkap kasus dugaan bom Terminal Kampung Melayu.
"CCTV nanti akan kami lihat posisi toilet dengan CCTV itu. Biasanya kami punya lebih dari 5 CCTV di halte busway. Kalau memang diperlukan kami siap membantu untuk penyelidikan dengan menyerahkan rekaman CCTV kepada polisi," kata staf humas TransJakarta, Wibowo saat dikonfirmasi, Rabu (24/5/2017) kemarin. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)