Breaking News:

Berbekal Uang Segini, Ayah Khamim Bangga Anaknya Jalan Kaki dari Pekalongan ke Mekah untuk Berhaji

Seorang pemuda nekat berjalan kaki dari kampung halamannya di Pekalongan menuju Mekkah.

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Tribun Jateng/TribunWow.com/Kolase
Muhammad Khamim Setiawan berjalan kaki dari Pekalongan ke Mekah untuk menjalankan ibadah haji. Raut bangga terlihat di wajah Syaufani, ayah Khamim, saat menceritakan tentang anaknya. 

Sayang, keduanya menyerah saat sampai Tegal hingga saat ini Khamim melanjutkan perjalanan seorang diri.

"Mereka berangkat bertiga, tapi sampai Tegal temannya menyerah. Tidak kuat katanya," ungkap Syaufani.

Sembilan bulan sudah Khamim meninggalkan rumah untuk melaksanakan tekadnya.

Dalam kurun waktu tersebut, Syaufani mengaku jarang berkomunikasi dengan anaknya.

"Teman-temannya kadang kasih lihat saya foto. Pernah saya komunikasi lewat video (video call)," ujarnya.

Syaufani pun berpesan agar anaknya hati-hati dalam perjalanan.

Raut bangga tak bisa terlepas dari wajah Syaufani saat menceritakan soal anaknya.

Ia juga berharap jika Khamim nantinya berhasil naik haji agar anaknya itu tak tinggi hati.

"Saya cuma pesan hati-hati di jalan. Jika sudah berhasil jangan sombong. Saya tidak tahu kenapa dia mau jalan kaki naik haji. Dia memang kalau sudah punya niat akan dilakukan," tandasnya.

Di sisi lain, melakukan perjalanan ibadah dengan berjalan kaki rupanya tidak menjadi pilihan terakhir bagi Khamim.

Pasalnya, ia adalah orang yang cukup mampu dari segi ekonomi.

Khamim diketahui memiliki usaha kontraktor. Namun materi tersebut ditinggalkannya demi menjalankan misi ibadah.

"Saya tak pernah meminta-minta. Namun saya selalu bertemu orang yang memberi makanan dan bekal lain," kata Mochammad Khamim Setiawan dikutip Khaleej Times sebuah media besar di Uni Emirat Arab.

Khamim membawa perbelakan secukupnya dalam perjalanan menuju tanah suci.

Bekal tersebut meliputi kaos dan celana, dua pasang sepatu, kaus kaki, pakaian dalam, kantung tidur dan tenda, lampu, telepon pintar dan GPS yang dimasukkannya dalam sebuah tas berbendera Indonesia.

Khamim pun sering bermalam di rumah ibadah agama lain.

"Saya disambut di kuil Budha di Thailand, diberi makanan oleh warga desa di Myanmar, bertemu dan belajar dengan ilmuwan muslim berbagai negara di sebuah masjid di India, dan berteman dengan pasangan Kristen asal Irlandia yang bersepeda di Yangon," terang Khamim. (Tribunwow.com/Dhika Intan)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
MekkahUniversitas Negeri Semarang (Unnes)Arab Saudi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved