10 Tahun Ditinggalkan, Begini Kondisi Rumah Pemimpin Sekte Poligami 79 Istri dan 'Jual' Anak
Jeffs disebut memiliki 79 istri dan beberapa di antaranya adalah anak di bawah umur.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
TRIBUNWOW.COM - Warren Jeffs, pemimpin sekte poligami sempalan Mormon, menghebohkan pemberitaan di Amerika Serikat.
Jeffs yang memimpin sekte Fundamentalist Church of Jesus Christ of Latter Day Saints (FLDS), memperbolehkan umatnya untuk memiliki banyak istri.
Hati-hati Pada Kertas Tipis Mematikan yang Dipakai untuk Doktrin Korban Sekte Kiamat
Bahkan, Jeffs disebut memiliki 79 istri dan beberapa di antaranya adalah anak di bawah umur.
Para istri Jeffs dikumpulkan dan tinggal di sebuah kompleks perumahan di kawasan Utah, AS.
Dikisahkan, sekte poligami ini memisahkan diri dari Gereja Mormon setelah aliran Mormon meninggalkan poligami lebih dari seabad silam.
Sekte poligami ini diduga telah memiliki sekitar 10.000 pengikut di dalamnya.
Pengakuan Mengerikan Eks Anggota Sekte Kiamat: Anak-anak Dipaksa Melakukan Hal ini
Nama Jeffs masuk dalam daftar 10 orang paling dicari oleh FBI atas tuduhan perkosaan anak dan mengatur perkawinan anak di bawah umur dengan orang dewasa.
Akhirnya Jeffs ditangkap di Arizona pada akhir Agustus 2007 silam.
Sementara itu, rumah Jeffs justru dijadikan tempat wisata.
Tepat pada tahun 2017, rumah pemimpin sekte poligami ini dikabarkan akan dijadikan sebagai lokasi wisata.
Pengalihfungsian rumah Jeffs menjadi lokasi wisata diprakarsai oleh istri Jeffs yang ke-65, Brielle Decker.
Dahulu Brielle yang baru berusia 18 tahun dipaksa menikah dengan Jeffs.
Kini Brielle berencana membeli rumah tersebut seharga 1,2 juta dollar AS untuk mewujudkan rencananya.
Brielle yang kini berusia di atas 30 tahun telah memiliki hidup baru dengan pasangan sahnya.
Rumah yang akan dibelinya tersebut diketahui memiliki lebih dari 40 kamar, lengkap dengan ruang pertemuan, ruang ibadah, ruang makan, dan dapur yang megah.
Di pojok ruangan yang besar seperti sebuah aula, masih tersisa beberapa barang, seperti mainan anak-anak dan alat-alat olahraga.
Dikutip dari KOMPAS.com, menurut Brielle, Jeffs selalu menekankan, "paling tidak harus punya tiga istri jika ingin masuk surga. Semakin banyak istri, semakin dekat ke surga."
Kehidupan anak-anak di sekte tersebut juga mengenaskan.
Mereka diduga tidak mendapatkan pendidikan formal sebagaimana mestinya.
Mereka juga sering mendapatkan perilaku kekerasan, termasuk dipaksa kawin dengan pria-pria dewasa saat mereka mencapai masa pubertas.
Saat Jeffs diciduk aparat, anak-anak dari sekte ini diselamatkan ke rumah-rumah singgah.
Poligami Praktek Terlarang di Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, poligami adalah praktek terlarang.
Namun, aparat sempat merasa kesulitan menangani sekte poligami ini.
Hal ini dikarenakan adanya kekhawatiran terulangnya tragedi seperti saat pengepungan markas sekte cabang Davidian di Waco,Texas, tahun 1993 yang menelah puluhan korban jiwa.
Kini para pengikut sekte dan keluarganya telah meninggalkan kompleks sekte tersebut.
Aset-aset sekte dijual kepada anggota, mantan anggota maupun anggota keluarga.
Poligami Ada Sejak Zaman Purba
Sebuah jejak manusia purba berusia 3,6 juta tahun ditemukan di Tanzania.
"Satu jejak individu berukuran lebih besar dari jejak lainnya dalam satu grup, menunjukkan bahwa jejak itu milik seorang laki-laki," kata Giorgio Manzi dari Universitas Roma yang memimpin riset, dikutip dari KOMPAS.com, pada 15 Desember 2016 silam.
Jejak tersebut diduga milik manusia purba berjenis kelamin laki-laki dan memiliki tinggi badan 165 cm.
"Membuatnya menjadi Australophitecus terbesar yang pernah diidentifikasi," imbuhnya.
Jacopo Moggi-Cecchi dari University of Florence, yang terlibat dalam penelitian tersebut mengungkapkan jika jejak tersebut memberi petunjuk tentang gaya hidup manusia purba masa lalu.
"Temuan jejak-jejak ini membuka jendela yang berbeda, ada banyak peluang untuk mempelajari kehidupan sehari-hari manusia spesies ini," kata Moggi Cecchi, dikutip dari KOMPAS.com.
Pebeliti dari University of Perugia, Marco Cherin yang turut pula terlibat dalam penelitian, menyimpulkan bahwa jejak tersebut adalah milik satu laki-laki, dua atau tiga perempuan, dan satu atau dua anak.
"Itu membuat kami percaya bahwa laki-laki itu dan laki-laki lain dalam spesies sama punya beberapa pasangan perempuan," ungkapnya, seperti dikutip dari KOMPAS.com.
Dari penemuan tersebut disimpulkan sementara bahwa gaya berpasangan manusia purba A afraensis lebih mirip gorila daripada simpanse.
Penemuan tersebut juga menguak misteri tentang evolusi gaya berjalan dengan dua kaki pada manusia. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)