Kominfo Sebut Akan Muncul Ransomware Jilid 2, Lakukan Hal Ini Untuk Menghindarinya!
Serangan siber Ransomware WannaCry menghebohkan masyarakat belakangan ini.
Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
TRIBUNWOW.COM - Serangan siber Ransomware WannaCry menghebohkan masyarakat belakangan ini.
Terlebih lagi, malware global ini sudah menyerang beberapa rumah sakit di Indonesia.
Satu diantaranya adalah RS Dharmais, Jakarta.
Meski belum diketahui adanya kerugian materil, serangan malware ini menyebabkan gangguan pada sistem komputerisasi rumah sakit.
Waspada Ransomware! Jangan Nyalakan Komputer Sebelum Lakukan Ini
Akibatnya, semua prosedur harus dilakukan secara manual.
"Kita sejauh ini baru dapat laporan RS Dharmais positif terkena. Selebihnya belum ada laporan," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (14/5/2017), dikutip dari Tribunnews.com.
"Dampaknya ya semua pengerjaan rumah sakit menggunakan sistem manual," ucap Rudiantara.
Heboh serangan malware WannaCry belum mereda, belakangan disebut bakal ada virus yang sama versi kedua.
Ulasan Lengkap Soal Fakta Serangan Ransomware yang Bisa Rugikan hingga Jutaan Rupiah

Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Koordinasi dan Mitigasi Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi Cyber Nasional Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Gildas Deograt Lumy.
"Selang beberapa setelah Malware WannaCry itu menyerang, muncul Malware WannaCry versi 2. Kami mendeteksi virus itu tidak jauh berbeda dengan WannaCry versi 1," kata Gildas saat konferensi pers di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi, Jakarta Pusat, Minggu malam, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Antara, Senin (15/5/2017).
Meski begitu, Gildas menyatakan pihak Kominfo masih terus mempelajari malware WannaCry versi dua tersebut.
"Kami masih pelajari yang versi 2 itu. Kami tahu itu sejak Sabtu (13/5) malam. Akan tetapi, sampai sekarang, yang paling krusial itu masih yang versi pertama," ujar Gildas.
Untuk menghindari kerugian terkait serangan malware yang diperkirakan akan kembali terjadi, Gildas mengimbau masyarakat untuk tidak membuka sembarang dokumen.