Mengejutkan! Begini Pendapat Psikolog Soal Alasan Musisi Konsumsi Narkoba
Seorang psikolog menanggapi fenomena penggunaan narkoba di kalangan artis terutama musisi, jawabannya mengagetkan.
Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Tinwarotul Fatonah
• Menengok Kasus Narkoba Ridho Rhoma, Ketua BNN Beri Pernyataan Mengejutkan
Ridho Rhoma sudah direhabilitasi, nama lain pun muncul sebagai tersangka penyalahgunaan narkoba.
Iwa K belum lama ini tertangkap mengonsumsi narkoba jenis ganja.
Barang haram tersebut diselundupkannya dalam lintingan rokok yang ia bawa saat berada di Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta hari Sabtu (29/4/2017).
Hasil penyelidikan menunjukkan Iwa positif mengonsumsi barang haram tersebut.
"Hasil tes urine terhadap IK, positif mengandung THC," ujar Kasat Narkoba Polres Bandar Udara Soekarno-Hatta, Kompol Martua Raja Silitonga, dalam rilis kasus di Mapolresta Bandar Udara Soekarno-Hatta, Sabtu (29/4/2017).
Lebih lanjut, Iwa rupanya sudah mengonsumsi barang haram tersebut selama dua bulan belakangan.

Menanggapi fenomena penggunaan narkoba di kalangan artis terutama musisi, Winarti, psikolog Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Timur pun angkat bicara.
Ia menyatakan konsumsi narkoba di kalangan musisi erat hubungannya dengan pekerjaan mereka yang menuntut stamina selalu prima.
"Sebenarnya mereka menggunakan zat adiktif tersebut karena bersifat stimultan, jadi untuk menstimulasi tubuh agar menjadi 'lebih'. Entah lebih dalam hal stamina, atau yang lain. Jadi mereka merasa tidak cepat lelah," kata Winanti saat dihubungi Tribunnews, Rabu (3/5/2017).
Tak cuma itu, narkotika ternyata juga membantu menstimulus otak untuk menciptakan lebih banyak ide.
"Zat adiktif memacu kerja syaraf di otak agar lebih ketat. Mereka kan merasa harus menciptakan banyak ide, jadi ide mengalir lebih cepat," lanjut Winanti.
• Gadis ini Tenang Hanya Jika Mengisap Ganja
Sayangnya, menurut Winanti upaya rehabilitasi hanya mampu membuat pecandu pulih dan tidak sembuh total.
Hal ini lantaran rehabilitasi hanya mengubah seseorang menjadi berperilaku lebih positif sementara zat adiktif yang pernah dikonsumsinya masih terekam dalam memori otak.
"Sebenarnya kalau sudah kecanduan tidak ada kata sembuh. Hanya ada pulih, jadi otaknya masih menyimpan efek (zat adiktif)."
"Rehabilitasi hanya menata perilaku dan lain sebagainya, suatu saat bisa saja kembali kambuh jika komitmen kurang kuat," katanya. (TribunWow.com/Dhika Intan)