Laka Maut Cipanas, Gara-gara Onderdil Diganti Benda Sepele Inikah 13 Orang Tewas?
Fakta baru bikin tercengang satu onderdil bus diganti dengan sebuah benda yang mengejutkan! Simak selengkapnya.
Editor: Rimawan Prasetiyo
TRIBUNWOW.COM, CIANJUR - Fakta baru bikin tercengang satu onderdil bus diganti dengan karet ban dalam yang digunakan untuk mengikat, mengejutkan!
Satu fakta yang bikin geleng kepala diungkap oleh Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Cianjur, AKP Erik Bangun Prakasa.
Seperti dikutip dari TribunnewsBogor.com AKP Erik mengatakan, kondisi bus PO Kitrans yang mengangkut sekitar 34 penumpang dalam kondisi tidak laik jalan.
Berdasarkan pemeriksaan oleh petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Cianjur semalam ada benda yang digunakan untuk mengganti onderdil aus.
Ngeri! Tak Hanya Kisah Sedih, Kecelakaan Maut di Puncak Cianjur Juga Punya Cerita Mistis
"Ternyata terotnya (Tie Rod) cuma diikat karet ban dalam. Jadi wajar, kalau sopir tidak bisa mengendalikan busnya," ujar AKP Erik Bangun Prakasa kepada wartawan di sela olah TKP lanjutan di lokasi kejadian, Jalan Raya Puncak, Desa Ciloto, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Senin (1/5/3017).
Dalam dunia otomotif, fungsi utama tie rod dan long tie rod adalah meneruskan putaran dari kemudi mobil sehingga roda dapat berputar ke kanan atau kiri sesuai.
Saat sopir belok kiri maka roda bisa membelok presisi-sesuai dengan arah tangan dari sopir.
Kisah-kisah Sedih di Balik Kecelakaan Maut Cipanas, Nomor 2 Bikin Hati Menangis!
Nah ketika onderdil yang digunakan tak sesuai maka potensi kecelakaan tinggi lantaran sopir tak bisa mengemudikan dengan baik.
Hal ini yang terjadi pada bus yang memicu kecelakaan beruntun di puncak.
AKP Erik Bangun menjelaskan, karena terot tidak dalam kondisi prima, sopir sulit mengendalikan busnya sehingga menabrak kendaraan di depannya.
Selain terot ada juga hal lain yang tak sesuai.
Dinas Perhubungan Jawa Barat menurut Erik menjelaskan juga kalau peneng atau tanda lulus uji KIR bus tersebut diduga palsu.
VIDEO Detik-detik Kecelakaan Maut di Puncak, Korban Bergelimpangan
Peneng yang terpasang seharunya untuk mobil boks.
"Kami akan cari pemilik busnya, karena membiarkan kendaraan tidak laik jalan tetap dipakai. Kemenhub juga diminta untuk mencabut izin PO," ujarnya.
Sopir susah injak rem
Seorang penumpang selamat sudah menduga kalau bus yang ia tumpangi kemungkinan besar akan mengalami kecelakaan.
Dugaan tersebut benar.
Darmawan (60), penumpang yang selamat itu, mengetahui ketika bus yang ditumpanginya memasuki kawasan Puncak Pass, sang sopir bus merasa kesulitan menginjak rem.
Berikut 4 Fakta Kecelakaan Maut di Jalur Puncak Cianjur, Nomor 3 Paling Memilukan
"Kebetulan saya duduk tepat di belakang sopir dan saya sadar kalau sopir susah menginjak rem," cerita Darmawan kepada di pos polisi dekat kejadian pada Minggu (30/4/2017).
Pria ini mengaku tidak panik meski sang kernet bus telah berteriak lantang rem blong kepada penumpang.
"Saya hanya minta ke penumpang lainnya untuk berpegangan ke jok depan dan menunduk siap-siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi," jelas dia.
Imbauan Darmawan kepada penumpang lainnya berujung pada kecelakaan yang menewaskan 13 orang.
Pacar dan Selingkuhan Datang saat Si Pria Alami Kecelakaan Mobil, Lihat yang Terjadi
Ketika bus menabrak kendaraan dari arah berlawanan dan terperosok ke bawah perkebunan warga, para penumpang bus masih dalam keadaan menunduk dan berpegangan ke jok depan.
"Pas bus sudah jatuh, posisi saya tertindih jok, dan lihat beberapa penumpang saling bertumpuk," terang Darmawan.
Selain itu, dia mendengar suara rintihan dari penumpang yang berada di belakangnya.
"Kejadiannya cepat dan tiba-tiba saya ditarik polisi ke luar bus dan langsung dibawa ke rumah sakit," jelas dia.
Sambil Menahan Tangis, Seorang Presenter Bacakan Berita Kecelakaan yang Tewaskan Suaminya
Darmawan hanya mendapat luka ringan di dagu. "Ada sekitar 30 penumpang di bus, kurang begitu tahu ada berapa banyak yang meninggal," ucap dia.
Penumpang dari Kebayoran Lama
Diberitakan sebelumnya, bus pariwisata yang terlibat kecelakaan dengan sejumlah kendaraan di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, berisi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di Kebayoran Lama untuk Pilkada DKI Jakarta.
Kecelakaan maut di Jalur Puncak, Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur yang menewaskan 13 orang diduga disebabkan karena pengereman yang tak maksimal dari kendaraan bus.
Kasat Lantas Polres Cianjur, AKP Erik Bangun menjelaskan, sekitar pukul 10.30 WIB Bus Pariwisata Kitrans bernopol B 7057 BGA bergerak dari arah Bogor menuju Cianjur.
Duh, Meleleh! Lihat Aksi Sigap Anggota TNI Selamatkan Korban Kecelakaan
Saat berada di lokasi, tepatnya di dekat Restora Bumi Aki, bus diduga tak dapat mengendalikan laju kendaraannya saat melintas di jalur menurun.
"Kemungkinan rem pada bus itu tidak maksimal sehingga menabrak delapan kendaraan dari arah berlawanan," ujarnya dilansir TribunnewsBogor.com, Minggu (30/4/2017).
Dari delapan kendaraan yang tertabrak, kata dia, enam diantaranya terperosok ke perkebunan milik warga yang berada sekitar lebih dari lima meter di bawah badan jalan.
"Yang terperosok empat motor, dua mobil avanza, termasuk busnya, sementara dua lainnya masing-masing mobil pick up dan angkot berada di sisi jalan," ungkapnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, enam kendaraan yang terperosok telah dievakuasi dan dibawa ke Polsek Pacet dan Masjid Ciloto.
Sementara Bus Pariwisata masih tampak berada di area perkebunan warga dalam kondisi terbalik. (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho/Mohamad Afkar Sarvika)