Laka Maut Cipanas, Gara-gara Onderdil Diganti Benda Sepele Inikah 13 Orang Tewas?
Fakta baru bikin tercengang satu onderdil bus diganti dengan sebuah benda yang mengejutkan! Simak selengkapnya.
Editor: Rimawan Prasetiyo
"Kejadiannya cepat dan tiba-tiba saya ditarik polisi ke luar bus dan langsung dibawa ke rumah sakit," jelas dia.
Sambil Menahan Tangis, Seorang Presenter Bacakan Berita Kecelakaan yang Tewaskan Suaminya
Darmawan hanya mendapat luka ringan di dagu. "Ada sekitar 30 penumpang di bus, kurang begitu tahu ada berapa banyak yang meninggal," ucap dia.
Penumpang dari Kebayoran Lama
Diberitakan sebelumnya, bus pariwisata yang terlibat kecelakaan dengan sejumlah kendaraan di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, berisi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di Kebayoran Lama untuk Pilkada DKI Jakarta.
Kecelakaan maut di Jalur Puncak, Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur yang menewaskan 13 orang diduga disebabkan karena pengereman yang tak maksimal dari kendaraan bus.
Kasat Lantas Polres Cianjur, AKP Erik Bangun menjelaskan, sekitar pukul 10.30 WIB Bus Pariwisata Kitrans bernopol B 7057 BGA bergerak dari arah Bogor menuju Cianjur.
Duh, Meleleh! Lihat Aksi Sigap Anggota TNI Selamatkan Korban Kecelakaan
Saat berada di lokasi, tepatnya di dekat Restora Bumi Aki, bus diduga tak dapat mengendalikan laju kendaraannya saat melintas di jalur menurun.
"Kemungkinan rem pada bus itu tidak maksimal sehingga menabrak delapan kendaraan dari arah berlawanan," ujarnya dilansir TribunnewsBogor.com, Minggu (30/4/2017).
Dari delapan kendaraan yang tertabrak, kata dia, enam diantaranya terperosok ke perkebunan milik warga yang berada sekitar lebih dari lima meter di bawah badan jalan.
"Yang terperosok empat motor, dua mobil avanza, termasuk busnya, sementara dua lainnya masing-masing mobil pick up dan angkot berada di sisi jalan," ungkapnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, enam kendaraan yang terperosok telah dievakuasi dan dibawa ke Polsek Pacet dan Masjid Ciloto.
Sementara Bus Pariwisata masih tampak berada di area perkebunan warga dalam kondisi terbalik. (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho/Mohamad Afkar Sarvika)