Breaking News:

Kecelakaan Maut Puncak Bogor

Firasat Korban Sebelum Kecelakaan Bus Maut di Puncak Cianjur, Nomor 3 Paling Bikin Deg-degan!

Beberapa korban jiwa rupanya sempat mendapat firasat sebelum kejadian nahas ini terjadi.

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
IST
Bus pariwisata Kitrans terjungkal ke kebun kol usai laka karambol di Jalan Raya Puncak-Ciloto, Cianjur, Minggu (30/4/2017) pagi 

TRIBUNWOW.COM - Kecelakaan maut terjadi di Jalur Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada Minggu (30/4/2017).

Berdasarkan data terakhir yang berhasil dihimpun, korban tewas berjumlah 12 jiwa.

"Korban tewas bertambah jadi 12, semuanya sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Cimacan," kata Kasatlantas Polres Cianjur, AKP Erik Prakarsa saat dihubungi TribunnewsBogor.com.

Ngeri! Tak Hanya Kisah Sedih, Kecelakaan Maut di Puncak Cianjur Juga Punya Cerita Mistis

Kecelakaan tersebut bermula dari rem bus yang blong dan menabrak beberapa kendaraan secara karambol di antaranya:

- Mobil Avanza silver no pol B-1087-BIO

- Toyota Rush putih no pol B-1672-PYW

- Toyota Avanza silver no pol B-1608-BKV

- Sepeda motor Suzuki Satria biru No Pol B-6917-BHK

- Sepeda motor Yamaha Mio merah No Pol B-4503-BBI

- Sepeda motor Vario Merah No Pol B-3370-BQG

- Sepeda motor Vario merah no pol B-4503-BBI

- Angkot jurusan Cipanas-Puncak

Tragis! Video Ini Gambarkan Betapa Mirisnya Detik-detik Setelah Kecelakaan di Puncak Cianjur



Kecelakaan yang melibatkan sejumlah kendaraan di Jalur Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Minggu (30/4/2017), merenggut belasan korban jiwa.
Kecelakaan yang melibatkan sejumlah kendaraan di Jalur Puncak, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Minggu (30/4/2017), merenggut belasan korban jiwa. (Istimewa)

Sementara itu, beberapa korban jiwa rupanya sempat mendapat firasat sebelum kejadian nahas ini terjadi.

Dihimpun Tribunwow.com, berikut cerita selengkapnya.

1. Firasat anak Wagirun

Wagirun (68) menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan maut di Ciloto, Bogor.

Malam sebelum perjalanan wisata tersebut, Wagirun rupanya sempat tidak bisa beristirahat.

Hal ini disampaikan oleh sang anak, Ari Dwi Putera (19).

"Semalam bapak juga tidak tidur. Tidur jam tiga, kebangun terus," ujar Arie kepada Tribunnews.com di rumah duka, Jalan Pelita 1 RT 14 RW 08, Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan.

Ari juga merasakan firasat-firasat tak enak saat ia bekerja sebagai tukang ojek online, sesaat sebelum sang ayah meninggal dunia.

"Saya narik hari ini juga firasat gak enak. Pas pulang ke rumah pukul 11.00, dikabari sama pacar saya nanyain bapak ikut apa nggak," jelas Ari.

Raut kesedihan pun tampak di wajah Ari.

Pasalnya, ia belum berkesempatan mewujudkan permintaan terakhir sang ayah untuk pulang ke kampung halaman di Kutoarjo.

"Dari jauh-jauh hari sudah ngajakin saya minta diantar ke Kutoarjo," kata Ari di rumah duka, Senin (1/5/2017).



Arie,anak dari Wagirun seorang korban kecelakaan bus maut di Jalan Raya Puncak, Kampung Ciloto, Cianjur, Minggu (30/4/2017).
Arie,anak dari Wagirun seorang korban kecelakaan bus maut di Jalan Raya Puncak, Kampung Ciloto, Cianjur, Minggu (30/4/2017). (Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)

Namun, Ari belum sempat memenuhi permintaan itu karena sedang sibuk mempersiapkan diri untuk mencari tempat kuliah.

Belakangan, mereka sepakat untuk pergi ke pulang kampung tanggal 3 Mei.

"Ya sudah sampai sekarang belum bisa wujudin itu, firasat sudah dari itu," kata dia.

2. Candaan Suyatna yang menjadi nyata

Selain Wagiru, Suyatna (47), warga Bendi Besar Ujung RT 12/ RW 10 Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, juga menjadi korban tewas kecelakaan bus maut di Ciloto, Puncak, Jawa Barat, Minggu (30/4/2017).

Sebelum berangkat dengan menumpang bus nahas PO Kitrans, mendiang Suyatna ternyata sempat berkelakar.

Ia bertegur sapa dengan Ketua RW 10, M Fadhila.

"Waktu berangkat, pukul 05.30 WIB, sempat bercanda, Pak RT ganteng amat, gitu," ucap M Fadhila saat ditemui di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Senin (1/5/2017).

Ketua RW itu pun menanggapi candaan Suyatna.

Namun ternyata, jawaban Suyatna dirasakan Fadhila sebagai firasat atas kepergiannya.

"Saya tanya, 'mau kemana?', dijawab 'Saya mau ke atas', ngomongnya gitu doang ternyata ke atas beneran," ungkap M Fadhila.

3. Status Facebook Siti Masitoh

Siti Masitoh juga menjadi korban dalam kecelakaan kali ini.

Berbeda dari Wagirun dan Suyatna, wanita berusia 49 tahun itu tengah dalam perjalanan menuju kediaman temannya saat kecelakaan nahas terjadi.

Saat itu Siti menumpang angkutan kota.

Lantaran macet, Masitoh memutuskan untuk turun dari angkot dan meminta temannya untuk menjemput dirinya.

Saat Masitoh hendak turun dari angkot, insiden tragis pun menimpa dirinya.

Di situ, angkot yang dinaiki Masitoh ikut tertabrak, dan menewaskam beberapa orang termasuk Masitoh.

Hal ini diungkapkan oleh seorang sahabat Masitoh, Emi Hamida (49) saat ditemui di RSUD Cimacan, Cianjur, Minggu (30/4/2017).



Foto Siti Masitoh semasa hidup. Ia menjadi satu di antara 13 korban meninggal karena kecelakaan di Ciloto, Minggu (30/4/2017) pagi.
Foto Siti Masitoh semasa hidup. Ia menjadi satu di antara 13 korban meninggal karena kecelakaan di Ciloto, Minggu (30/4/2017) pagi. (Istimewa)

Perangai berbeda pun ditunjukkan Masitoh sebelum kejadian nahas berlangsung.

Beberapa waktu lalu, kata Emi, Masitoh menuliskan kalimat yang sulit untuk dipahami.

Masitoh menuliskan kalimat, "rindu tak tersampaikan, dan 'hulang-huleung teu puguh, kudu k mana nya indit" yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia "bengong tidak karuan, harus pergi ke mana".

Karena sebelumnya Masitoh tidak pernah menuliskan status-status Facebook seperti itu.

4. Firasat penumpang lihat sopir bus susah injak rem

Darmawan (60), seorang penumpang yang selamat , mengetahui ketika bus yang ditumpanginya memasuki kawasan Puncak Pass, sang sopir bus merasa kesulitan menginjak rem.

"Kebetulan saya duduk tepat di belakang sopir dan saya sadar kalau sopir susah menginjak rem," cerita Darmawan kepada TribunnewsBogor.com di pos polisi dekat kejadian pada Minggu (30/4/2017).

Mengetahui hal ini, Darmawan pun mengaku tak panik.

Ia justru menganjurkan penumpang lain untuk menunduk dan berpegangan.


Penumpang selamat bus pariwisata yang terlibat kecelakaan dengan sejumlah kendaraan di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Minggu (30/4/2017).
Penumpang selamat bus pariwisata yang terlibat kecelakaan dengan sejumlah kendaraan di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Minggu (30/4/2017). (TRIBUNNEWSBOGOR.COM/MOHAMAD AFKAR SARVIKA)

"Saya hanya minta ke penumpang lainnya untuk berpegangan ke jok depan dan menunduk siap-siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi," jelas dia.

Sayang, lantaran kejadian ini 13 orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya mengalami luka parah.

"Pas bus sudah jatuh, posisi saya tertindih jok, dan lihat beberapa penumpang saling bertumpuk," terang Darmawan.

"Kejadiannya cepat dan tiba-tiba saya ditarik polisi ke luar bus dan langsung dibawa ke rumah sakit," jelas dia. (Tribunwow.com/Dhika Intan)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
CianjurDesa CilotoJalur PuncakJakarta Selatan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved