Beginilah Kebiasaan Irit para Miliarder Dunia
"Bagaimana Anda bisa menjadi miliarder kalau pengeluaran Anda lebih besar dibanding pendapatan?” ujar Buffett.
Editor: Mohamad Yoenus
Ketika semua orang yang hadir menggunakan setelah jas dan terlihat resmi, miliarder muda ini datang hanya dengan menggunakan celana jeans dan hoodie saja.
Dalam memilih rumah pun dia tidak suka yang glamor. Ketika sudah kaya raya, Zuckerberg tetap memilih tinggal di rumah sewa sederhana dekat kantor Facebook, di California, AS.
Sekarang dia pindah dan membeli rumah berjarak tujuh blok dari rumah sewanya dulu.
Tapi, rumah yang dibelinya itu hanya seluas 350 meter persegi dengan lima kamar tidur. Sungguh tidak pas untuk tempat tinggal seorang miliarder sekaya Zuckerberg.
Rekan Zuckerberg dalam mendirikan Facebook, Dustin Moskovitz (28) gaya hidupnya juga sederhana.
Meski memiliki kekayaan lebih dari AS$3,8 miliar atau Rp 36,1 triliun, dia jarang sekali membeli pakaian dari butik-butik terkemuka.
Moskovitz lebih suka membeli baju di toko swalayan. Selain itu, dalam berkendara pun pria berambut ikal ini tidak gemar mobil sport mewah.
Bersedekah Secara Brutal
Hemat beda dengan pelit. Itulah yang ditunjukkan Buffett, Zuckerberg, maupun beberapa miliarder lain.
Meski hidup ngirit, mereka justru sangat dermawan terhadap orang lain.
Kisah Buffett bahkan sangat menggugah hati. Dia pernah menyumbang AS$31 miliar atau sekitar Rp 271 triliun untuk masyarakat miskin.
Jumlah yang sangat besar, meskipun untuk orang sekaliber Buffett. Bayangkan, mendermakan hampir 75% dari total kekayaannya untuk orang lain! Siapa yang mau coba?
Bukan itu saja, saat ini Buffett juga telah mengeluarkan amanat, akan menyerahkan 80% dari kekayaannya kepada sebuah lembaga sosial yang dipelopori Bill Gates kalau mati kelak.
Dua anaknya tidak perlu diberi banyak warisan agar mereka tetap memiliki kreasi, inovasi, serta membangun mental suka berbagi.
Bagi Buffett, hidup ini baru sangat bermakna kalau bisa berbagi dengan orang lain.
“Meski Ben Graham (guru Buffett), mempunyai segalanya dalam hidup ini, dia tetap ingin menyumbang sesuatu, yakni dengan mengajar. Sama seperti kita diberi kemurahan oleh orang lain. Kami tidak ingin berkat itu berhenti di kami tapi inginberkelanjutan ke yang lain,” ucap Buffett.