Pilgub DKI Jakarta
Saling Serang Jelang Coblosan, Jakarta Memanas di Tengah Kabar 'Hujan Sembako'
Suasana ibu kota semakin memanas menjelang dilangsungkannya Pilkada putaran kedua DKI Jakarta pada Rabu (19/4/2017).
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Suasana ibu kota semakin memanas menjelang dilangsungkannya Pilkada putaran kedua DKI Jakarta pada Rabu (19/4/2017).
Kini diketahui, kedua kubu saling melaporkan ke pihak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) lantaran diduga melakukan politik uang.
Pertama kali, tim pasangan nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, melaporkan kubu pesaingnya karena diduga menggelar bazar sembako dengan harga murah di sepuluh titik di Jakarta.
• Klasemen Liga Inggris: MU Taklukkan Chelsea, Liverpool Menang Tipis
Beberapa jam kemudian, giliran tim pasangan nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, yang melaporkan kubu Anies-Sandi ke Bawaslu karena dugaan politik uang dan membagikan sembako.
Berikut Ini kronologi lengkap kedua tim yang saling lapor ke Bawaslu.
Laporan tim Anies-Sandi
Tim pemenangan Anies-Sandi melaporkan kubu Ahok-Djarot ke Bawaslu, Minggu (16/4/2017).
Amir Hamzah, selaku anggota tim hukum dan advokasi Anies-Sandi, mengungkapkan bahwa tim Ahok-Djarot telah menggelar sembako dengan harga murah.
"Kami laporkan ada sepuluh titik. Sembilan pembagian sembako, yang satu itu pelaporan terkait dugaan penggunaan fasilitas negara di Kompleks DPR," ujar Amir saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/4/2017), seperti dikutip dari Kompas.com.
Sembako tersebut ditawarkan dengan harga miring di bazar yang sebagian petugasnya mengenakan baju kotak-kotak khas Ahok-Djarot.
Tim Anies-Sandi dalam laporannya juga menyertakan sejumlah barang bukti, antara lain adalah, bukti berupa sembako, bukti foto, dan video.
• Pilkada Putaran Kedua, Pemilih Tambahan Tak Perlu Lagi Bawa KK
"Sembako murah itu kami rasa janggal karena potongannya itu kalau kami estimasi katakanlah Rp 50 ribu jadi Rp 5 ribu. Potongannya 90 persen," kata Amir.
Amir menyatakan bahwa pembagian sembako itu dilakukan secara masif di sepuluh titik di Jakarta.