Pembantaian Keji di Medan
Benarkah 'Sengketa' Lahan Jalan Tol Latarbelakangi Pembantaian Satu Keluarga di Medan?
Penuturan Tukino (33), teman sekolah tersangka pembantai satu keluarga diwawancarai Reporter Tribun Medan mengungkap dugaan kuat motif pembantaian.
Penulis: Rimawan Prasetiyo
Editor: Rimawan Prasetiyo
TRIBUNWOW.COM, MEDAN - Pembantaian sadis satu keluarga dan menyisakan seorang balita 4 tahun yakni Kinara yang kini hidup sebatang kara masih tuai perhatian publik.
Banyak yang bertanya-tanya apa motif pembantaian sehingga tega menghabisi 5 nyawa satu keluarga.
Penuturan Tukino (33), teman sekolah Andi Lala tersangka pembantai satu keluarga yang diwawancarai Reporter Tribun Medan mengungkap dugaan kuat terkait latar belakang dibalik aksi keji tersebut.
Pesan Polisi untuk Tersangka Pembantai Satu Keluarga di Medan Bikin Merinding
Menurut Tukino berdasar kabar yang beredar di masayarakat, istri tersangka Andi Lala yakni Reni Safitri sebelum peristiwa memilukan tersebut sempat terjadi perdebatan dengan Sri Ariyani, korban, istri dari Riyanto kepala keluarga korban pembantaian tersebut.
Percekcokan ditengarai masalah harta warisan.
Tersiar kabar keluarga Reni meminta bagian dari penjualan tanah ganti rugi pembangunan Jalan Tol Medan-Tebingtinggi.

Warga lainnya Rohaya mengungkapkan percekcokan antara Reni dan suaminya, tersangka pembunuhan keji ini.
7 Fakta Tragedi Pembunuhan Satu Keluarga di Medan
“Reni ini istri solehah, baik sekali, memakai kerudung ke mana-mana. Dipukuli suaminya pun sabar, sebelum kejadian mereka sempat ribut dan para tetangga dengar,“ kata Rohaya.
Warga meyakini kalau pembunuhan keji satu keluarga dilatarbelakangi persoalan 'sengketa' warisan ganti rugi lahan terdampak pembangunan jalan tol.
Benarkah demikian?
Polda Sumut belum berikan keterangan resmi terkait hal ini, seperti konferensi pers kemarin, polisi hanya memaparkan beberapa fakta-fakta yang didapat dan alur peristiwa pembunuhan tersebut.
Dalam konferensi pers polisi paparkan awal mula hingga ditetapkannya Andi Lala sebagai terseangka.
Fakta-Fakta Mencengangkan Kasus Pembantaian Sadis Satu Keluarga di Medan
Diawali dengan pelacakan atas mobil rental merek Xenia hitam BK 1011 HJ milik Ucok Gondrong yang dilihat warga terparkir sesaat sebelum kejadian.
Lalu sampai pada alamat rumah Andi Lala hingga polisi membawa istri Andi dan mertua yang masih ada ikatan keluarga dengan korban pembantaian.
Mobil itu terlihat oleh warga terparkir di depan gang rumah Riyanto pada hari dan waktu yang sama saat kejadian.
Atas dasar itu tim gabungan dari Polda Sumut, Polres Pelabuhan Belawan dan Polsek Medan Labuhan mencari tahu pemiliknya ke Ditlantas.
Sekeluarga Dibantai Perampok di Medan, Bocah 4 Tahun Masih Dalam Perawatan
"Setelah diketahui identitas pemilik mobil, maka tim mendatangi alamat yang dimaksud dan menanyai pemiliknya yang ternyata memang mobil untuk direntalkan," kata Wakapolda Sumut pada jumpa pers di depan awak media.
Mobil rental tersebut yang kini terparkir di halaman Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut diketahui disewa bernama seseorang Andi Matalata alias Andi Lala (34) warga Jalan Pembangunan II, Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Deliserdang sejak Sabtu lalu pukul 21.00 WIB.

Seperti dikutip dari Tribun Medan, banyak warga yang menyatakan keterkejutannya lantaran tak menyangka Andi Lala yang dikenal religius rajin salat dan merupakan ketua remaja masjid.
Pembantaian sadis
Diberitakan sebelumnya warga Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli terus berdatangan ke rumah tempat ditemukannya satu keluarga tewas terbunuh yang berada di Jalan Kayu Putih, Gang Bakaran Batu, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Medan, Sumatera Utara, Minggu (9/4/2017).
Sebagian warga saling bertanya satu sama lain untuk mengetahui peristiwa yang menewaskan lima anggota keluarga tersebut.
Bahkan beberapa warga ada yang coba mengabadikan dengn menggunakan handphone.
"Kayak mana ceritanya? Berapa orang yang dibunuh?," tanya seorang bapak bertopi merah kepada warga di sebelahnya.
Walaupun Tempat Kejadian Perkara (TKP) telah dipasangi garis polisi, namun warga enggan beranjak dari tempat mereka berdiri.
Berdasar informasi yang dirilis oleh Polres Pelabuhan Belawan melalui akun Instagram @polres_pelabuhan_belawan pada Minggu (9/4/2017), diketahui korban meninggal berjumlah lima orang, sementara seorang bocah bernama Kinara berusia 4 tahun masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Medika, Medan. Korban meninggal, yaitu:
1. Riyanto (40), mandor gudang pupuk di Jalan Metal (suami)
2. Riyani (38), ibu rumah tangga (istri)
3. Marni (60), mertua perempuan
4. Naya (15), SMP kelas 3 (anak)
5. Gilang laksono (11), SD kelas 5 (anak)
Susi, bibi dari Yanti yang menjadi satu dari lima korban tewas, mengatakan pelaku pembunuhan yang menghabisi nyawa satu keluarga dan membawa kabur motor milik korban.

"Kemanakan saya ini punya motor Honda Vario warna putih. Menurut informasi, motor punya kemanakan saya dibawa kabur sama pelaku," kata Susi terisak-isak di lokasi kejadian, Minggu (9/4/2017).
Susi mengatakan, lemari di kamar korban sempat diacak-acak. Namun, katanya, harta benda berupa emas tidak ada yang dibawa kabur.
"Gelang emas dan beberapa perhiasan masih utuh. Hanya sepeda motornya saja yang dibawa kabur pelaku," ungkap Susi. (Tribun Medan/Jefri Susetio/TribunWow)