Breaking News:

Lebih Mematikan Kanker Payudara Apa Kanker Serviks? Begini Pejelasannya!

Kanker serviks merupakan kanker peringkat kedua setelah kanker payudara, bahkan disebut-sebut menduduki peringkat pertama sebagai kanker pembunuh.

Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
KOMPAS.com
Ilustrasi 

TRIBUNWOW.COM - Berdasarkan data World Health Organization (WHO), Indonesia ditempatkan sebagai negara dengan jumlah kanker serviks tertinggi di dunia pada tahun 2016, seperti dilansir dari Kompas.com.

Kanker serviks merupakan kanker peringkat kedua setelah kanker payudara.

Setiap tahun ada sekitar 15 ribu kasus baru kanker serviks di Indonesia.

Kanker serviks bahkan disebut-sebut menduduki peringkat pertama sebagai kanker pembunuh wanita di Indonesia.

Walaupun begitu, kanker payudara juga masih banyak memakan korban.

Sementara itu, tercatat pada tahun 2016 ada 61 ribu penderita baru kanker payudara.

Kasus baru kanker payudara menjadi kasus kematian tertinggi dengan angka 21,5 pada setiap 100.000.

Lebih memprihatinkan, 70 persen pasien kanker payudara baru datang ke fasilitas kesehatan pada stadium lanjut.

Kencing Bau, Jangan-jangan Diabetes atau Bahkan Kanker? Baca Ini

Dengan fakta-fakta tersebut, sebenarnya lebih mematikan kanker payudara atau kanker serviks ya?

Seorang dokter dari Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), Dradjat Suardi pada tahun 2011 silam pernah menjelaskan tentang beberapa faktor risiko kanker di Indonesia.

Pertama, menstruasi wanita di negara berkembang relative lebih cepat dibandingkan negara lain.

Kedua, menopause lebih lambat.

Ketiga, wanita usia menopause kini cenderung berusaha memperlambat proses alamiah itu demi kecantikan.

Keempat, jumlah anak sedikit menyebabkan paparan terhadap hormon esterogen lebi panjang jadi risiko menjadi lebi besar.

Kelima, terdapat faktor internal dan eksternal serta paparan zat kimia pada makanan dan sebagainya.

Keduanya memiliki kemungkinan yang sama untuk membunuh penderitanya.

Sempat Dinyatakan Sembuh dari Kanker, Kabar Terakhir Artis Cantik Ini Justru Menyedihkan

Bisakah disembuhkan?

Melansir Tribun Manado, penelitian baru yang dirilis pada tahun 2016 lalu, di Konferensi Kanker Payudara Eropa di Amsterdam, mengungkapkan sepasang obat dapat menghilangkan beberapa jenis kanker payudara hanya dalam waktu 11 hari.

Temuan mengejutkan yang dirilis Cancer Research UK menyimpulkan, bahwa beberapa wanita menderita kanker payudara mungkin tidak perlu menjalani kemoterapi.

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek dari Herceptin dan Lapatinib, dua obat yang biasa digunakan selama satu jenis pengobatan kanker payudara, setelah operasi tumor-removal dan kemoterapi konvensional.

Keduanya bekerja dengan menargetkan protein yang dikenal sebagai HER2, salah satu yang mendorong pertumbuhan beberapa jenis kanker payudara, termasuk beberapa varian yang sangat agresif.

Ajaib! Ternyata Penderita Kanker Masih Memiliki Harapan Hidup, Bagaimana Caranya?

Dalam hal ini, 257 wanita dengan kanker payudara HER2 positif diberi kombinasi obat setelah didiagnosa, sebelum operasi itu karena berlangsung.

Hebatnya, 11 persen dari kanker ditemukan telah sepenuhnya menghilang dalam waktu hanya dua minggu, dan 17 persen lebih kasus unggulan tumor secara dramatis menyusut.

Tim itu benar-benar terkejut bahwa obat biasa bisa dalam beberapa kasus benar-benar menyembuhkan pasien kanker payudara.

Kanker payudara dipicu oleh HER2 dikenal karena lebih mungkin untuk kembali daripada yang lain, sehingga penelitian ini, meskipun kecil, adalah dorongan besar untuk mereka yang saat ini menderita karena penyakit ini.

Kemoterapi konvensional dikenal memiliki efek samping, yang meskipun sementara dapat cukup melemahkan; ini termasuk rambut rontok, sering muntah, kelelahan yang kuat dan fungsi kognitif bahkan berkurang dalam beberapa kasus.

Sebuah kursus dapat mengambil beberapa bulan untuk menyelesaikan, dan bahkan kemudian, mungkin tidak selalu benar-benar menyembuhkan pasien kanker.

Penemuan baru ini mungkin berarti bahwa beberapa pasien kanker payudara mungkin tidak perlu kemoterapi atau bahkan operasi untuk memulai.

Obesitas Bisa Berujung Kanker, Begini Kata Peneliti

Melansir laman mydoc.asia, kanker serviks berlangsung lambat.

Mulai dari infeksi hrHPV pada serviks kemudian berkembang menjadi sel abnormal.

Sebagian kecil dari sel-sel abnormal yang tidak diobati akan menjadi tumor kanker.

Proses ini memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang menjadi tumor kanker.

Pap smear secara teratur akan mendeteksi sel-sel abnormal sebelum menjadi kanker.

Sel abnormal dan jaringan dapat diobati dengan prosedur sederhana seperti kolposkopi dan large loop excision of the cervix (LLETZ).

Prosedur ini benar-benar akan menghapus jaringan abnormal sebelum menjadi kanker.

Jika kanker hanya terbatas pada serviks, operasi bedah seperti histerektomi Wertheim akan menghilangkan tumor kanker sepenuhnya.

Tahap awal kanker serviks dapat disembuhkan jika diobati dengan tepat oleh Spesialis Gynae Onkologi terlatih.

Namun, pasien masih harus menindaklanjuti untuk pengawasan. (TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Kanker PayudaraKanker ServiksIndonesiaWorld Health Organization (WHO)
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved