Jelang Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua, Kedua Paslon Tersandung Masalah Media Kampanye, Kok Bisa?
Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran dua, kabar tidak mengenakkan datang dari kedua pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran dua, kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terus mengupayakan kampanye yang mampu menarik suara warganya.
Namun tampaknya kabar tidak mengenakkan datang dari kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta ini.
Pasalnya, media kampanye mereka sama-sama menuai kontroversi.
• Inilah Kronologi dan Fakta-fakta Penangkapan Penodong Angkot oleh Anggota Satlantas
Jika lagu kampanye milik Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dianggap menjiplak karya orang lain, video kampanye pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dianggap rasis.
Apa yang menyebabkan kedua media kampanye dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ini terganjal kontroversi?
Berikut rangkuman informasi yang berhasil dihimpun oleh tim TribunWow.com!
1. Video Kampanye Ahok dan Djarot dianggap rasis
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut dua ini merilis video kampanyenya di media sosial.
Kala itu, Ahok mengunggah video kampanyenya di akun Twitternya pada, Minggu (9/4/2017).
• Fakta-fakta Terkait Penyanderaan Ibu dan Anak Dalam Angkot di Buaran
Namun, bukannya mendapatkan apresiasi, video kampanye tersebut malah menuai kontroversi dan cibiran dari netizen.
Pasalnya, video yang berdurasi 2 menit ini dan diberi keterangan #BeragamItuBasukiDjarot dianggap rasis karena menggambarkan sebuah agama atau kelompok tertentu sebagai golongan yang anarkis dan lekat dengan kekerasan.
Dalam adegan video, sekelompok orang dengan alat seperti kayu menyerang ibu dan anak di dalam mobil, lalu pada bagian lain ada wanita penjinak bom yang tampak percaya diri.
Jika ditonton, video ini pada awalnya akan terlihat biasa-biasa saja, tetapi jika diperhatikan lebih lagi, ada adegan yang dianggap memancing provokasi.