Breaking News:

Ironis! Pilot Muslim Wanita Pertama Afghanistan Malah Takut Pulang ke Negaranya

Kisah Niloofar Rahmani pilot muslim wanita pertama di Afghanistan mencari perlindungan Amerika Serikat membuat siapa pun menghela nafas penuh rasa iba

Penulis: Ika Alya Iqlima Ghaisani
Editor: Tinwarotul Fatonah
The New York Times/Andrea Morales
Kapten Niloofar Rahmani, pilot pertama di Afghan Air Force, mencari perlindungan dari Amerika Serikat. 

TRIBUNWOW.COM - Kisah Niloofar Rahmani pilot muslim wanita pertama di Afghanistan mencari perlindungan Amerika Serikat membuat siapa pun menghela nafas.

22 Desember 2016 yang lalu, Niloofar Rahmani harusnya kembali ke Afghanistan setelah berlatih selama 15 bulan di angkatan udara Texas, Amerika.

Niloofar Rahmani masih berusia 10 tahun saat Amerika Serikat menggulingkan pemerintahan Taliban di Afghanistan pada tahun 2001.

Saat pimpinan Presiden Bush membangun kembali negara yang hancur karena peperangan, ia mengungkap betapa pentingnya hak para wanita dan menjadikannya prioritas.

Hal ini tentu membuat negara yang sangat konservatif seperti Afghanistan terkejut.

Inilah Sosok Kopilot Wanita yang Bikin Heboh Gara-gara Foto Salat di Kokpit

Di masa remajanya, Kapten Rahmani yang sudah mengantongi ijin orangtuanya pun memutuskan untuk masuk ke dalam angkatan udara.

"Ini sudah menjadi mimpiku sejak dulu. Menjadi pilot adalah mimpi terbesarku," ungkap Rahmani, seperti dikutip dari Telegraph.co.uk.

Pemerintah Amerika Serikat memuji keinginannya sebagai salah satu kemajuan untuk membuat angkatan udara Afghanistan.

Pada tahun 2013, di usianya yang ke-21 Niloofar Rahmani resmi menjadi pilot di militer Afghanistan.

Perjuangannya sangat sulit karena Afghanistan tak memperbolehkan wanita berada di luar dan melakukan pekerjaan laki-laki.

Ia juga mengatakan bahwa mimpinya dan mimpi ayahnya ini sangat sulit diraih, sebagaimana dikutip dari Romper.com.

Kapten Rahmani bahkan harus terbang selama 1.000 jam untuk mengamankan posisinya.

Mengutip The Wall Street Journal, ia bahkan merasa diancam oleh pasukan Taliban.

Keluarganya yang berjumlah delapan orang juga harus sembunyi untuk menyelamatkan hidup mereka.

Menurut pengacaranya, Kimberly Motley, Niloofar Rahmani meminta perlindungan dari Amerika Serikat setelah menyelesaikan pelatihannya pada tahun 2015.

Ia sadar bahwa tidak aman jika harus kembali ke Afghanistan.

Kegigihannya tersebut membuat mantan Ibu Negara Michelle Obama juga memberikan penghargaan 'International Women of Courage Award'.

"Aku ingin sekali kembali ke negaraku, aku selalu menginginkannya. Tapi, aku terlalu takut untuk kembali," ungkapnya pada The Wall Street Journal, sebagaimana dikutip dari UPI.com.

Niloofar Rahmani
Niloofar Rahmani (UPI.com)

Jenderal Mohammad Radmanish, Menteri Pertahanan Afghanistan, mengatakan Rahmani hanya berbohong dan meminta Amerika Serikat mengembalikannya.

"Aku yakin ia berbohong untuk memenangkan kasus perlindungannya. Tak ada dasar yang jelas saat ia mengatakan bahwa nyawanya terancam saat bersama AU Afghanistan. Kami harap Amerika Serikat mau memulangkan Rahmani," ungkapnya, seperti dikutip dari Washington Times.

Pernyataan ini juga didukung oleh Kolonel Ayan Khan, pilot helikopter Angkatan Udara Afghanistan.

Namun hingga berita ini ditulis belum diketahui kelangsungan kasus ini.

Apalagi, Presiden Donald Trump adalah sosok yang tidak menginginkan Muslim berada di negaranya.
(TribunWow.com/Alya Iqlima)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Michelle ObamaDonald TrumpAmerika SerikatAfganistanNiloofar Rahmani
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved