Cerita Indomie yang Sangat Populer di Afrika
Saya punya seorang teman baik, warga negara Amerika Serikat. Ia sangat menyukai makanan Indonesia, utamanya mi instan Indomie.
Editor: Mohamad Yoenus
Ini adalah metrik yang menghitung penetrasi sebuah merek dan frekuensi pembelian, berdasarkan 1 miliar keputusan pembelian oleh konsumen kategori FMCG di seluruh wilayah Afrika Barat, Tengah, dan Timur pada tahun 2016.
Media ekonomi The Economist pun pernah menyoroti pesatnya konsumsi beras dan gandum di daratan Afrika.
Layaknya warga Asia, beras dan nasi juga jadi makanan pokok di Afrika, dan popularitasnya terus meningkat.
Organisasi Pangan dan Agrikultur (FAO) mengestimasi, konsumsi nasi per kapita tumbuh sangat pesat di Sub-Sahara Afrika, jika dibandingkan dengan kawasan lainnya di Afrika.
Namun, yang menarik adalah konsumsi makanan kemasan juga tidak kalah pesat pertumbuhannya.
Makanan kemasan kian populer, khususnya di negara-negara miskin di Asia dan Afrika.
Di Benua Hitam, konsumsi mi instan yang bahan bakunya adalah gandum sangat pesat.
“Indomie, merek asal Indonesia, mulai memproduksi mi instan di Nigeria pada pertengahan tahun 1990-an. Kini (Indomie) memiliki beberapa pesaing di negara itu, dan permintaan juga meningkat di kawasan lainnya di Asia Barat,” tulis The Economist pada awal bulan ini.(Kompas.com/Sakina Rakhma Diah Setiawan, Sumber The Economist, The Guardian Nigeria, )