5 Fakta Meninggalnya Petani Kendeng Patmi, dari Penyakit hingga Tanggapan Jokowi
Berikut ini fakta-fakta terkait aksi cor kaki yang dilakukan oleh para petani Kendeng hingga menimbulkan korban jiwa tersebut.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Petani pegunungan Kendeng berduka atas meninggalnya Patmi (48), petani asal Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Patmi adalah satu di antara petani yang melakukan aksi cor kaki di denan Instana Merdeka.
Para petani menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencabut izin lingkungan PT Semen Indonesia yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Dihimpun oleh TribunWow.com, berikut ini fakta-fakta terkait aksi cor kaki yang dilakukan oleh para petani Kendeng hingga menimbulkan korban jiwa tersebut.
Baca: Tragis! Kisah Perempuan Pejuang Kendeng, Suaranya Belum Didengar, Nyawa Harus Berpulang
1. Kronologi meninggalnya Patmi
Pengacara publik dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang juga anggota koalisi untuk kendeng lestari, Muhammad Isnur mengungkapkan Patmi sempat dibawa ke Rumah Sakit Saint Carolus, Salemba, Jakarta Pusat.
Patmi dibawa ke Rumah Sakit sejak Senin (20/3/2017).
Patmi mengeluhkan kondisi badannya, setelah dirawat di rumah sakit dan dinyatakan sehat.
Bahkan Patmi sempat mengalami kejang-kejang dan muntah.
"Setelah mandi, Bu Patmi mengeluh badannya tidak nyaman, lalu mengalami kejang-kejang dan muntah," ujar Isnur.
Dokter yang mendampingi Patmi langsung membawa Patmi ke Rumah Sakit Saint Carolus.
"Menjelang sampai di RS, dokter mendapatkan bahwa Bu Patmi meninggal dunia. Pihak RS St. Carolus menyatakan bahwa Bu Patmi meninggal mendadak pada sekitar Pukul 02.55 dengan dugaan jantung," ujar Isnur.
Baca: Mengharukan! Anak Patmi Ungkap Keinginan Terakhir Sang Ibu Sebelum Berangkat Aksi Dipasung Semen
2. Seminggu dicor
Aksi cor kaki ini telah dilakukan oleh para petani Kendeng sejak satu minggu yang lalu.
Tepatnya mereka menggelar aksi sejak, Senin (13/3/2017) di depan Istana.
Selama satu minggu ini, aksi cor kaki telah dilakukan sebanyak 50 orang petani asal pegunungan Kendeng.
Para petani tak bergeming meski diterpa panas terik matahari.
Jika turun hujan, mereka hanya mengandalkan jas hujan plastik sebagai perlindungan.
Dalam menggelar aksinya, para petani juga sempat melakukan ritual.
Mereka membawa hasil tanaman mereka berupa ubi dan pisang untuk ritual tersebut.
Hasil tani yang mereka bawa rencananya akan diberikan kepada Presiden Jokowi.
"Kita hari ini bisa dilihat, kita selamatan, berdoa dan membawa banyak hasil pertanian kita selama ini," ujar Koordinator aksi Joko Priyanto di depan Istana Merdeka, Jakarta, seperti dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (21/3/2017).
3. Tak direspon Jokowi
Menurut Joko Priyanto aksi tersebut belum mendapat tanggapan dari Presiden Jokowi
"Sejauh ini belum ada respon dari Presiden," ujar Joko.
Para petani sebelumnya juga pernah melakukan aksi serupa di depan Istana Negara pada April 2016 silam.
Tuntutannya masih Aksi yang sama pernah dilakukan oleh sembilan petani perempuan di depan Istana Negara pada April 2016.
Pada aksi 2016 tersebut Jokowi bersedia bertemu dengan perwakilan petani kendeng pada 2 Agustus 2016.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyepakati harus ada Kajian lingkungan hidup Strategis (KLHS) lebih dulu sebelum pabrik semen beroperasi di kawasan Kendeng.
Jokowi juga menjamin bahwa KLHS yang berada di bawah tim dari Kantor Staf Presiden dan Kementerian lingkungan hidup dan Kehutanan akan berjalan secara terbuka.
4. Respon Jokowi atas meninggalnya Patmi
Jokowi yang mendengar meninggalnya Patmi lantas meminta pihak perwakilan presiden untuk mengurus kepulangan jenazah.
"Tadi Pak Presiden sudah minta kami untuk mengurus kepulangannya, tadi sudah diurus," kata Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki kepada Tribunnews.com, di Kompleks Istana, Selasa (21/3/2017).
Teten mengungkapkan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Patmi.
Pemerintah juga akan memberikan santunan guna meringankan beban keluarga Patmi.
"Nanti diberikan santunan juga ya," ucap Teten.
Teten berharap aksi cor kaki bisa dihentikan.
Ia mengimbau supaya masyarakat menyampaikan aspirasi tanpa harus membahayakan diri sendiri.
"Walaupun ini jantung ya, kemungkinan juga faktor capek," ucap Teten.
Baca: Patmi Meninggal Usai Aksi Dipasung Semen, Dokter Beberkan Penyebabnya!
5. Keterangan dokter
Selain dugaan serangan jantung, masih banyak yang bertanya apakah kematian Patmi diakibatkan cor semen yang membelenggu kakinya selama beberapa hari?
Satu dokter yang mendampingi selama Aksi, dr Herlina mengungkapkan penyebab Patmi meninggal kemungkinan besar karena serangan jantung.
"Meninggalnya Alm Patmi karena Sudden death dengan penyebab kemungkinan besar serangan jantung jika dilihat dari tanda2 sebelum kematian," jelas dokter yang membawa Patmi ke UGD Rumah Sakit Carolus, Salemba, saat dihubungi TribunWow.com, Selasa (21/3/2017)
Ia bahkan menegaskan bahwa kematian Patmi bukan karena aksi cor kaki.
Hal itu karena kondisi saat, sesudah maupun sebelum dilepas cor kaki dalam keadaan baik-baik saja.
"Selama proses aksi dari hari kamis 16 Maret hingga 20 Maret, dipantau ketat oleh tim medis dan tidak ditemukan tanda-tanda yang membahayakan nyawa serta tidak adanya keluhan sakit dari almarhum," imbuhnya.
Bahkan saat pukul 23.00 WIB pada Senin (20/3/2017) ketika tim dokter isi ceklist daftar keluhan relawan aksi, tidak didapat pusing; mual maupun sesak nafas.
"Makan minum baik. Buang air besar dan air kecil juga lancar," jelasnya. (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)