Skip Challenge Dimainkan 10 Tahun Lalu di Indonesia, Musa Sampai Kejang-kejang, Begini Kisahnya
Tri Hantoro dan Musa Himawan yang merupakan alumni salah satu SMU di Kota Surakarta ini pertama kali mengenal #SkipChallenge pada tahun 2007.
Penulis: Ika Alya Iqlima Ghaisani
Editor: suut amdani
Bukan hanya karena kekurangan oksigen, wajah Musa juga merah karena bekas tamparan teman-temannya.
"Enggak, saya juga cuma satu kali saja mencobanya," ungkap Musa saat ditanya apakah ia pernah mencobanya berkali-kali.
Mereka akhirnya menghentikan permainan ini setelah ada yang melaporkannya kepada guru.
Musa juga mengaku bahwa karena tak ada paksaan saat menjadi 'korban' permainan ini, ia tak merasa marah pada teman-temannya.
Setelah mengetahui permainan ini menjadi viral, Musa baru tahu betapa berbahayanya tantangan #SkipChallenge.
"Namanya anak muda, pasti ada rasa penasaran ingin mencoba. Mungkin boleh melakukannya, tapi didampingi orang yang tahu dan ada pertolongan pertama. Tapi, menurut saya lebih baik jangan coba-coba. Karena kan kasusnya sampai ada yang meninggal," tambahnya.
Menurut Para Ahli
Tantangan #SkipChallenge ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan pingsan, hipoksia (otak kekurangan oksigen), kejang, kerusakan otak, bahkan kematian.
"Saat melakukan passout challenge (atau skip challenge) mereka meniru kondisi kekurangan napas. Mereka menghentikan otot dada bergerak, sehingga tidak ada oksigen ke otak. Otak kemudian kekurangan oksigen dan seseorang akan kehilangan kesadaran," kata Dr.Nick Flynn, dokter dari Union Quay, Medical Centre, Cork, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy juga meminta para remaja untuk tidak ikut-ikut permainan #SkipChallenge ini.
"Kalau saya melihat video yang beredar di media sosial, menurut saya (skip challenge) termasuk jenis permainan yang membahayakan kesehatan bahkan jiwa," kata Muhadjir, melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Jumat (10/3/2017).
Dokter Spesialis Jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Siska Danny, juga mengatakan bahwa kekurangan oksigen selama 4 menit saja bisa merusak jaringan otak atau saraf pusat.
"Jaringan saraf merupakan jaringan yang tidak mampu memperbaiki diri kalau rusak. Jadi begitu rusak ya rusak," kata Siska saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/3/2017).
Meskipun kesadaran bisa kembali, tantangan #SkipChallenge ini sangat berisiko terutama bagi mereka yang berada dalam posisi duduk.
Kerja jantung memompa oksigen ke otak akan lebih sulit dalam keadaan duduk.
Di Amerika Serikat, tantangan ini juga dikenal dengan nama Passing Out Challenge atau Choking Game atau Space Monkey Game.
Pada tahun 2008 lalu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS mengeluarkan laporan tentang #SkipChallenge dan bahaya permainan ini.
Sampai sekarang, belum diketahui darimana asal permainan #SkipChallenge ini. (TribunWow.com / Alya Iqlima)