Gerson Poyk Tutup Usia, Inilah Penghormatan Terakhir Goenawan Mohamad
Wartawan senior sekaligus sastrawan Indonesia, Gerson Poyk, tutup usia pada usia 86 tahun di Jakarta, (23/2/2017).
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Galih Pangestu Jati
Pementasan ini merupakan penghormatan pecinta seni yang tergabung dalam kelompok Sana Sini Seni Jakarta kepada Gerson Poyk.
"Meski bentuknya sederhana, paling tidak ada appreciate untuk mereka," ucap Jodhi Yudono kepada Kompas.com, salah satu penyelenggara dari kegiatan ini di sela-sela acara.
Sejarah Hidup Gerson Poyk
Dikutip dari wikipedia, Gerson Poyk adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia yang namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya yang dimuat di media massa dan dijadikan rujukan dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Dia mengawali debutnya sebagai penulis sejak tahun 1950
Atas prestasinya, dia menerima banyak penghargaan, baik sebagai sastrawan maupun sebagai wartawan.
Pendidikan terakhirnya adalah SGA Kristen Surabaya, 1956.
Gerson pernah menjadi guru SMP dan SGA di Ternate (1956-1958) dan Bima, Sumbawa (1958).
Dia juga pernah menjadi wartawan Sinar Harapan (1962-1970).
Tahun 1970-1971, ia menerima beasiswa untuk mengikuti International Writing Program di University of Iowa, Iowa, Amerika Serikat.
Pada tahun 1982, Gerson sempat mengikuti seminar sastra di India.
Gerson menikah dengan perempuan bernama Atoneta Saba, dan dikaruniai lima orang anak.
Karya-Karya Gerson Poyk
Berikut ini adalah karya-karya yang telah dibuat oleh Gerson Poyk.
- Hari-Hari Pertama (1968)
- Sang Guru (1971)
- Cumbuan Sabana (1979)
- Girinig-Giring (1982)
- Matias Akankari (1975)
- Oleng-Kemoleng & Surat-Surat Cinta Rajagukguk (1975)
- Nostalgia Nusa Tenggara (1976)
- Jerat (1978)
- Di bawah Matahari Bali (1982)
- Requim Untuk Seorang Perempuan (1981)
- Mutiara di Tengah Sawah (1984),
- Impian Nyoman Sulastri (1988)
- Hanibal (1988)
- Poli Woli (1988)