Jangan Harap Bisa Pakai Internet, Ini 5 Kebudayaan yang Tak Lazim di Korea Utara Lainnya!
Tidak hanya dari segi fashion, dan kepemimpinan saja, namun kebudayaannya juga. Berikut fakta kebudayaan di Korea Utara yang aneh dan tak lazim.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Tinwarotul Fatonah
3. Kehidupan Sehari-hari di Korea
Bisakah kamu membayangkan hidup di sebuah negara yang penuh dengan kerahasiaan?
Penjelasan dalam buku berjudul "Nothing to Envy: Ordinary Lives in North Korea" (Spiegel & Grau, 2009), seorang jurnalis bernama Barbara Demick mewawancarai seorang warga Korea Utara yang kabur ke Korea Selatan.
Ia mengatakan bahwa kehidupannya di negara itu benar-benar terikat.
Hanya ada warna hitam dan putih di Korea Utara, jika ingin melihat warna yang lain, hanya bisa didapat lewat DVD yang diselundupkan dari Korea Selatan agar dapat melihat seperti apa dunia luar sesungguhnya.
Baru di tahun 2013, beberapa kalangan masyarakat Korea Utara seperti wartawan asing baru diizinkan menggunakan ponsel yang koneksinya 3G.
4. Akses Internet Sulit dan Dikunci
Akses internet bahkan tidak bisa diakses warga Korea Utara. Yang bisa mengaksesnya hanya orang-orang yang sudah mendapatkan izin dari pemerintahan.
Area yang bisa mengakses menggunakan komputer pun hanya mencapai daerah Kwangmyong (terutama kota-kota besar), sebuah jaringan domestik yang tertutup.
5. Penyesuaian yang Sulit
Akses yang sangat terbatas ke dunia luar membuat masyarakat Korea Utara sulit menyesuaikan diri.
Menurut Gwak Jong-moon, kepala sekolah asrama untuk pengungsi Korea Utara kepada Blaine Harden, penulis "Escape from Camp 14", pendidikan Korea Utara tidak berguna bagi kehidupan di Korea Selatan.
"Sebagai anak mudah di Korea Utara, mereka tumbuh makan kulit pohon dan berpikir itu adalah hal normal," jelas Gwak Jong-moon.
Banyak siswa yang melarikan diri ke China tanpa akses pendidikan selama bertahun-tahun.
Menurut Blaine, angka bunuh diri para pengungsi Korea Utara di Korea Selatan 2,5 kali lebih tinggi dibanding sebaliknya. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)