Temuan E-KTP Bodong Diduga Rekayasa, Masyarakat Harus Waspada
Boy menduga, pengiriman e-KTP bodong direkayasa sedemikian rupa untuk merusak momen Pilkada Serentak 2017.
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
"Tertutup orangnya, tidak terbuka. Jarang berhubungan sama dia," ujar Hidayat.
Dia mengaku pernah berkomunikasi langsung dengan Leo pada saat dimintai tolong untuk membenarkan instalasi listrik.
Dari situ, dia mengetahui pria tersebut memelihara anjing.
Tidak hanya itu, Leo juga pernah menjadi pelatih anjing di daerah Rawa Bokor, Jakarta Barat.
"Awalnya ternak anjing. Dia memelihara anjing dari kecil pas gede dijual. Pelatih anjing di Rawa Bokor," tambah Hidayat.
Baca: Ditemukan e-KTP Palsu Jelang Pilkada, Pihak Kepolisian Meminta Masyarakat Tidak Resah
Kejahatan Ekonomi
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai menduga, 36 buah KTP elektronik palsu yang dikirim dari Kamboja ke Indonesia untuk kepentingan kejahatan ekonomi.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi, mengatakan, dugaan tersebut muncul karena selain KTP elektronik, ditemukan juga 32 lembar NPWP, satu buku tabungan dan satu kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang dibutuhkan untuk melakukan kejahatan ekonomi.
"Kalau melihat ada KTP, NPWP, buku tabungan dan kartu ATM, bisa jadi pengiriman paket ini terkait dengan kejahatan ekonomi misalnya kejahatan siber, kejahatan perbankan, judi online, narkoba, prostitusi dan pencucian uang," kata Heru.
Menurut Heru, membuat rekening diperlukan KTP dan NPWP, sedangkan untung menampung hasil kejahatan maka diperlukan rekening.
Heru mengatakan, pihaknya kini sedang bekerjasama dengan aparat penegak hukum terkait untuk keperluan investigasi.
Dia menjelaskan, paket berisi e-KTP palsu itu tiba di Bandara Soekarno Hatta (Soetta) pada Jumat 3 Februari 2017.
Menurut Heru, ini adalah temuan baru Ditjen Bea Cukai terkait pemalsuan identitas.
"Ini peristiwa pertama yang dilakukan investigasi Bea dan Cukai," ujar dia.
Mabes Polri menengarai temuan e-KTP palsu dari Kamboja sengaja dihembuskan jelang Pemilihan Kepala Daerah Serentak.