Andre Rosiade Sebut Kritikan Prabowo Bukanlah Serangan Personal, Politikus PDIP Beri Tanggapan
Prabowo Subianto mengkritik perekonomian Indonesia dalam Seminar Nasional dan Bedah Buku "Paradok Indonesia" pada Sabtu (1/9/2018.
Penulis: Vintoko
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Politikus PDI Perjuangan, Nusyirwan Soejono menanggapi pernyataan Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade terkait kritik yang disampaikan bakal calon presiden (cawapres) Prabowo Subianto.
Diketahui, Prabowo Subianto sebelumnya mengkritik perekonomian Indonesia sebelum perhelatan Asian Games 2018 usai, dalam Seminar Nasional dan Bedah Buku "Paradoks Indonesia", Sabtu (1/9/2018).
Awalnya, Andre Rosiade mengatakan jika kritik yang disampaikan Ketua Umum Partai Gerindra itu bukanlah sebuah serangan kepada Joko Widodo (Jokowi).
• Prabowo Subianto Kritik Utang Indonesia Sebelum Asian Games 2018 Usai, Pengamat: Salah Sebetulnya
"Yang disampaikan Pak Prabowo sebenarnya tidak menyerang pribadi Pak Jokowi. Kalau Pak Prabowo mengkritisi, iya," kata Andre seperti dikutip TribunWow.com dari program 'Sapa Indonesia Pagi' di Kompas TV, Senin (3/9/2018).
Andre mengatakan jika kritik yang dilontarkan Prabowo dalam bedah buku itu berdasarkan fakta atas kondisi perekonomian Indonesia.
"Jadi secara personal Pak Prabowo tidak ada masalah sama satupun tokoh bangsa ini. Kemarin ada bedah buku, Pak Prabowo menyampaikan sebagai keynote speaker, bukan menyerang tapi fakta perekonomian Indonesia," kata Andre.
"Ini kritik yang disampaikan Pak Prabowo bukan menyerang, harapan kita ada perbaikan oleh pemerintahan Pak Jokowi, tidak ada serangan personal," tambah dia.
Terkait hal itu, Nusyirwan Soejono memberikan tanggapannya.
Nusyirwan Soejono mengatakan sebaiknya Andre Rosiade bisa membedakan antara serangan dan kritikan.
"Kritik dibandingkan dengan serangan atau katakanlah saran, ya beda-beda tipislah," ujar Nusyirwan Soejono.
"Hanya bagaimana keahlian para jajarannya Pak Prabowo seperti Mas Andre dan sebagainya, untuk bisa masing-masing membedakan antara kritik dan serangan," kata dia menambahkan.
• Jenguk Gus Sholah, Sandiaga Uno Sebutkan Nasehat yang Kerap Diberikan Untuknya
Sebelumnya, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai kritikan Prabowo Subianto kepada perekonomian Indonesia adalah hal yang keliru.
Menurut Qodari, kritikan itu seharusnya diungkapkan setelah perhelatan Asian Games 2018.
"Saya agak terkejut juga, agak surprise juga, bahwa Pak Prabowo setelah acara berpelukan beberapa hari yang lalu menunjukkan kebersamaan dalam konteks Asian Games. Ternyata sudah mengeluarkan serangan lagi, menurut saya ini serangan," kata Qodari seperti dikutip TribunWow.com dari program 'Sapa Indonesia Pagi' di Kompas TV, Senin (3/9/2018).
Menurut Qodari, kritikan Praboiwo sesuatu hal yang wajar lantaran menjadi oposisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Namun, Qodari mengatakan jika kritik yang dilontarkan Prabowo tidaklah tepat dan seharusnya dilancarkan seusai perhelatan Asian Games 2018.
"Menurut saya alangkah lebih elegannya, ketika serangan politik semacam ini dilancarkan setelah Asian Games selesai," kata dia.
"Menurut saya ini salah sebetulnya, karena dikeluarkan ketika Asian Games belum selesai," imbuh dia.
• Trauma Disingkirkan Swedia, Mantan Pelatih Italia Gian Piero Ventura Enggan ke IKEA Hingga Sekarang
Diberitakan TribunJakarta.com, bakal calon presiden Prabowo Subianto kembali mengkritik perekonomian Indonesia.
Dia menyinggung utang RI tiap hari naik Rp 1 triliun.
Dalam sambutannya di Seminar Nasional dan Bedah Buku "Paradoks Indonesia", Prabowo menyoroti utang Indonesia yang pada kuartal I 2018 menyentuh Rp 4.227 triliun atau sebesar 29,79 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Saudara-saudara utang pemerintahan kita naik terus ya kan, 95 juta orang masih hidup miskin. Utang pemerintah kita naik terus. Sekarang hitungannya Rp 1 triliun tiap hari," kata Prabowo di Jakarta, Sabtu (1/9/2018).
"Ada yang mengatakan tidak ada masalah tapi para ahli yang mengerti bahwa utang itu mengancam kedaulatan," lanjut Prabowo.
Prabowo lalu menuturkan kini ada ketimpangan antara orang kaya dan orang miskin di Indonesia.
Mengutip dari Data Bank Dunia, di Indonesia ada 40 orang terkaya yang memiliki kekayaan 584 kali rata-rata orang Indonesia lainnya.
"Pertumbuhan ekonomi tidak naik, Indonesia terancam negara miskin selamanya. Ya bener ada orang Indonesia yang kaya raya. Satu persen menguasai setengah kekayaan, 10 persen terkaya menguasai 75 persen kekayaan Indonesia," tuturnya.
Sejumlah tokoh hadir dalam kesempatan ini seperti Hashim Djojohadikusumo, Mien Uno, Rizal Ramli, dan Fadli Zon.
Buku "Paradoks Indonesia" ditulis Prabowo pada 2017 silam, yang berisi pandangan strategis Indonesia di mana sebagai negara kata tetapi masih banyak rakyat hidup miskin.
(TribunWow.com/Rekarinta Vintoko)