Sosok Ansyari Lubis: Pelatih Loyal Bertangan Dingin PSS Sleman Idola Baru BCS, Mantan Persib Bandung

TRIBUNWOW.COM - Inilah sosok Ansyari Lubis, idola baru BCS-Slemania, setelah sukses membawa PSS Sleman menang dua laga berturut-turut dalam kompetisi Championship (Liga 2) 2025-2026.

Ansyari Lubis merupakan juru taktik bertangan dingin, yang sebelumnya menjabat sebagai asisten pelatih PSS Sleman, sejak 1 April 2022.

Eks pemain Persib Bandung musim 2002/2003 itu baru diangkat menjadi pelatih kepala PSS Sleman pada 2 Juli 2025 lalu.

Hasil tangan dingin Ansyari Lubis di PSS Sleman musim ini terlihat dari posisi Super Elja, yang kini berada di puncak klasemen.

Tak hanya sapu bersih dua pekan perdana, PSS Sleman juga menjadi tim yang tajam di lini depan, dan tangguh di pertahanan.

Dari 2 laga, PSS Sleman sudah mencetak 5 gol, dan kebobolan 2 gol.

Baca juga: Profil Calon Berlian Baru Langka PSS Sleman: Temuan Ansyari Lubis, Punya Posisi Main di Luar Dugaan

Sosok Ansyari Lubis

Ansyari Lubis lahir di Tebing Tinggi pada 29 Juli 1970.

Ansyari Lubis merupakan mantan pemain sepak bola senior.

Setelah pensiun menjadi pemain sepak bola, Ansyari Lubis mengikuti kursus pelatihan dan kini berlisensi A dari AFC.

Pengalaman panjangnya baik sebagai pemain maupun pelatih menjadikannya sosok yang dihormati dalam dunia sepak bola Indonesia.

Baca juga: PSS Sleman Diserbu Brajamusti & Paserbumi setelah Cukur Persiku Kudus, Beri Komentar Mencengangkan

Ansyari Lubis pernah menjadi asisten pelatih dari  Seto Nurdiantoro (41 Pertandingan), Risto Vidakovic (15 Pertandingan), Mazola Júnior (15 Pertandingan), Marian Mihail (15 Pertandingan), Pieter Huistra (11 Pertandingan), Wagner Lopes (7 Pertandingan), dan Bertrand Crasson (4 Pertandingan).

Pada 2021, Ansyari Lubis sempat bergabung di PSMS Medan sebagai Pelatih Kepala, dan 2020 sebagai Asisten Pelatih PSMS Medan.

Sebagai pemain, Ansyari Lubis dikenal memiliki teknik yang elegan dan visi bermain yang tajam.

Namanya bahkan tercatat sebagai satu di antara pemain termahal di zamannya ketika hijrah dari Medan Jaya ke Pelita Jaya, dengan bea transfer Rp 271,97 juta - nominal yang fantastis untuk ukuran sepak bola Indonesia pada masa itu (1 Juli 1993).