Persis Solo
Nasib Sial Bertubi-tubi Persis Solo: Tren Buruk hingga Masuk 5 Besar Tim dengan Denda Terbanyak
Persis Solo menerima sederet kabar tak mengenakkan ketika Super League 2025/2026 baru empat pekan berjalan.
Penulis: Yonatan Krisna Halman Tri Santosa
Editor: Yonatan Krisna
Tak lama setelah isu tersebut beredar, manajemen Persis Solo buka suara.
Manajeman Persis Solo mengatakan bahwa beberapa pemain mengalami penunggakan gaji.
Hal itu karena adanya keterlambatan uang masuk dari pihak-pihak yang bersangkutan.
Manajeman Persis Solo berjanji akan menuntaskan semua hak pemain, termasuk soal keterlambatan gaji.
Manajeman Persis Solo juga meminta maaf atas isu yang sudah membuat kegaduhan.
Baca juga: Datangkan Eks Persib Bandung Berlabel Jawara, Persis Solo Banjir Cibiran Tajam dari Pasoepati
Dilansir TribunWow.com dari BolaSport.com pada Jumat, 5 September 2025, berikut pernyataan resmi dari manajemen Persis Solo soal isu penunggakan gaji:
"Manajemen Persis memahami kerisauan dari para suporter dan memohon maaf atas kegaduhan yang terjadi belakangan ini."
"Saat ini, keterlambatan pemenuhan hak pemain terjadi sebagai dampak dari kurang tertibnya penerimaan hak PT Persis Solo Saestu (PSS) dari pihak-pihak yang memiliki kewajiban sesuai jadwal."
"Situasi ini berada di luar kendali klub, namun tetap menjadi tanggung jawab manajemen untuk menyelesaikannya."
"Persis berkomitmen penuh untuk segera menuntaskan seluruh kewajiban kepada pihak-pihak yang terdampak, khususnya para pemain."
"Untuk itu, manajemen telah intens menjalin komunikasi dengan mitra, pihak internal, maupun eksternal agar proses administrasi bisa segera terselesaikan."
"Di saat yang sama, komunikasi juga terus dibangun dengan para pemain guna memastikan situasi tetap jelas dan menjaga semangat tim agar tetap fokus menampilkan yang terbaik di atas lapangan."
"Penting ditegaskan bahwa Persis Solo adalah sebuah perusahaan bisnis."
"Segala kebutuhan PT PSS maupun tim Persis dijalankan melalui mekanisme keuangan perusahaan dengan perputaran yang murni berbasis lini bisnis."
"Hal ini membedakan tata kelola Persis dengan sebagian besar klub Indonesia lainnya yang umumnya masih mengandalkan sokongan langsung dari owner atau donatur."