7 Kota di Indonesia dengan Pertumbuhan Hotel dan Hunian Wisata Tercepat Tahun 2025

TRIBUNWOW.COM - Pertumbuhan industri pariwisata Indonesia pada tahun 2025 ditandai dengan percepatan akomodasi, baik dari sisi penambahan unit suplai maupun lonjakan permintaan yang tercermin dari Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel.

Berdasarkan analisis tren pembangunan properti komersial dan data indikatif BPS 2025, berikut adalah tujuh kota yang memimpin dalam pertumbuhan akomodasi hotel dan hunian wisata.

Baca juga: 5 Daerah dengan UMK Tertinggi di Jawa Timur Tahun 2025: Pasuruan dan Mojokerto Masuk

1. Denpasar dan Badung (Bali)

Bali, khususnya di wilayah Denpasar dan Kabupaten Badung, menunjukkan pertumbuhan yang didorong oleh pemulihan pariwisata internasional dan permintaan premium.

Dari sisi permintaan, Bali mencatatkan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) tertinggi secara nasional, mencapai sekitar 69,54 persen pada bulan Agustus 2025.

Pertumbuhan hotel dan hunian wisata baru di Bali fokus pada segmen peningkatan kapasitas akomodasi, dan keberlanjutan pelestarian lingkungan serta pengembangan budaya.

Lonjakan tingkat penggunaan bangunan khususnya hotel ini mendorong investor, untuk terus memperluas unit vila dan resort berstandar internasional.

2. DKI Jakarta dan Kota Tangerang (Jabodetabek)

Sebagai pusat bisnis dan pemerintahan, Jakarta memiliki TPK hotel bintang yang stabil di atas rata-rata nasional, mencapai 53,74 persen pada Agustus  2025, berkat padatnya aktivitas Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).

Namun, pertumbuhan tercepat dari sisi suplai dan permintaan transit kini terlihat di wilayah penyangga, seperti Kota Tangerang.

Kota ini mencatat tingginya okupansi hotel, terutama saat periode liburan panjang, menunjukkan fleksibilitas pertumbuhan untuk akomodasi urban, bisnis, dan transit bandara.

3. Balikpapan dan Samarinda (Kalimantan Timur)

Pertumbuhan akomodasi di kawasan ini murni didorong oleh efek domino dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Balikpapan dan Samarinda berperan sebagai gerbang logistik dan transit utama.

Angka TPK bulan Agustus mencapai 52,54 persen disebabakan tren investasi dan izin pembangunan akomodasi (suplai) melonjak drastis.