Terkini Nasional
Rantai Kolaborasi Mata Uang Virtual & Pasar Modal: Dorong Ekonomi Kerakyatan Mandiri & Berkelanjutan
Kolaborasi mata uang virtual dan pasar modal yang bisa bantu ekonomi kerakyatan mandiri dan berkelanjutan.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
TRIBUNWOW.COM – “Kita harus bahagia, harus ada manfaat buat orang lain,” itu penggalan motivasi dari satu di antara pegiat mata uang virtual dan pasar modal, Fikri Febriyanto.
Siapa sangka, mata uang virtual (Kripto) dan pasar modal bisa saling berkolabrasi dan berjalan beriringan.
Seperti halnya sebuah rantai, Kripto dan pasar modal dalam hal ini (pasar saham) bisa saling menyatu satu sama lain.
Perpaduan kolaborasi ini berhasil mendorong ekonomi berbasis kerakyatan.
Bahkan, kolaborasi kripto dan pasar saham berhasil mendorong ekonomi berbasis kerakyatan hingga di tingkat paling bawah.
Sektor usaha real jadi muara dari meluasnya ekonomi kerakyatan yang mandiri dan berkelanjutan.
Membuka sektor usaha, lapangan pekerjaan hingga mata pencaharian baru dengan cakupan hingga ke sektor ekonomi masyarakat paling bawah.
Seperti yang dilakukan oleh satu di antra karyawan swasta di Surakarta, Fikri Febriyanto.
Kolaborasi Mata Uang dan Pasar Modal
Fikri mengaku, sudah menggeluti kolaborasi mata uang virtual dan Kripto sejak 8 tahun lalu tepatnya di tahun 2017.
Sebelumnya, Fikri sudah terlebih dahulu berkecimpung di dunia pasar modal dengan membeli beberapa saham dari perusahaan kenamaan sejak tahun 2014.
“Ikut pasar modal dan saham itu di tahun 2014. Kalau daerah-daerah itu kan kita beli bukan lewat sekuritas kan dulu di sekuritas Nah kalau sekarang sudah ada aplikasi-aplikasinya kita tinggal beli kayak di market place aja. Ya udah gitu jalannya naik turun,” ,” jelas Fikri saat dihubungi TribunWow.com, Jumat (21/11/2025).
Kalau untuk di kripto, Fikri sudah memulainya sejak dari tahun 2017.
“Mulai di tahun 2017, awalnya kita coba-coba beli lah, dari Rp100 ribu doang. Dari Rp100.000 online nya tuh kenceng sekali, Rp100.000 bisa jadi Rp700.000,” sambungnya.
Fikri berujar, saat menggunakan mata uang virtual (Kripto), sebagian uang ditanamkan di pasar modal atau saham, sebagian lagi ia menyebutnya dengan “uang dingin”.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wow/foto/bank/originals/Bursa-Edek-Indonesia-BEI.jpg)