Namun di sisi lain, ia tahu bahwa diam juga bukan pilihan. Maka ia memilih turun ke jalan, meski lelah, demi suara yang bisa menggema lebih luas.
Di antara spanduk-spanduk tuntutan yang mereka bentangkan tentang kejelasan hukum, kesetaraan mitra, dan tarif yang manusiawi terpancar satu hal yang sama dari semua mata yaitu harapan.
Harapan agar suara kecil seperti milik Nani bisa didengar pemimpin daerah. Harapan agar perjuangan mereka tak terus berjalan di jalan sunyi.
Novi, driver ojol asal Semarang, juga punya kisah serupa. Ia kini bekerja sampingan di usaha laundry demi mencukupi kebutuhan hidup.
“Semakin ke sini, semakin berat jadi driver Ojol. Tapi kami tidak bisa berhenti,” ucap Novi.
Meski demikian, Nani tetap memilih bersyukur dan menjalani hidupnya dengan sabar.
“Semoga ada perubahan. Setidaknya suara kami mulai didengar,” imbuhnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul "Jawaban Lirih Nani Driver Ojol Salatiga saat Ditanya Penghasilan, Spanduk Tuntutan Dibentangkan."