Liga 1

Arema FC Ancam Tinggalkan Stadion Kanjuruhan Imbas Pelemparan Batu Aremania ke Bus Persik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AREMA FC - Potret sesi latihan Arema FC di stadion Kanjuruhan, Malang. Arema FC Ancam Tinggalkan Stadion Kanjuruhan Imbas Pelemparan Batu Aremania ke Bus Persik

TRIBUNWOW.COM - Sikap kecewa diungkapkan oleh manajemen Arema FC menyusul insiden pelemparan batu oleh para Aremania ke bus tim Persik Kediri.

Tidak hanya kepada suporter, pihak Arema FC juga merasa kecewa dengan Stakeholders pertandingan.

Imbasnya, Arema FC mengancam tidak akan memakai Stadion Kanjuruhan.

Tidak dipungkiri bahwa Arema FC kembali menerima stigma negatif setelah peristiwa pelemparan bus tim Persik Kediri.

Baca juga: Update Insiden Pelemparan Bus Persik Kediri: 3 Orang Saksi Diperiksa, Termasuk Korlap Arema FC

Baca juga: Arema FC Fix Disanksi Berat? LIB-Komdis PSSI Siap Bertindak Pasca Insiden Pelemparan Bus Persik

Apalagi peristiwa itu terjadi pada momen kembalinya Arema FC ke Stadion Kanjuruhan dalam laga resmi.

Alhasil, publik sepak bola Indonesia kembali diingatkan dengan tragedi 1 Oktober 2022 silam.

"Kami kecewa dengan beberapa stakeholders pertandingan kemarin," ujar Yusrinal Fitriandi, General Manager Arema FC, Senin (12/5/2025). 

"Kami terasa sudah berdarah darah, sekuat daya dan upaya kami lakukan, namun hasilnya seakan-akan kita tidak dihormati di sini," Ungkapnya.

 

Inal juga menyinggung hilangnya dukungan suporter selama tiga tahun terakhir dan ekspektasi tinggi yang diterima tim saat kembali bermain di Malang. 

"Kami mengingatkan suporter itu pendukung, tiga tahun mereka tidak dapat memberi dukungan ke Arema FC, begitu kita pulang, alih-alih dukungan yang didapat tapi justru tuntutan kesempurnaan yang berlebihan harus dituruti," ujarnya.

Inal juga menyoroti pihak keamanan terkait standar pengamanan pertandingan. 

Dia meminta pihak keamanan untuk melakukan evaluasi.

Sebab, kejadian tersebut berada di area luar Stadion Kanjuruhan yang menjadi konsen pihak keamanan.

"Pihak keamanan mohon lakukan evaluasi, tuntutan kesempurnaan dari sisi mereka yang akhirnya semua dibebankan ke Arema FC,"

"Laga kemarin itu level Renpam high risk match, dan Arema FC sudah penuhi semuanya,"

"Kami prihatin kejadian pelemparan bus Persik terjadi di area zona 4 di luar area stadion yang menjadi konsen pihak keamanan," bebernya.

Baca juga: Nasib Arema FC: Meski Sudah Minta Maaf ke Persik soal Pelemparan Bus, tapi Masih Didesak 2 Hal Ini

Dari sisi produksi pertandingan, Inal mengatakan kalau dalam dua pertandingan Arema FC di Stadion Kanjuruhan menelan dana lebih dari Rp 1 Miliar.

Pertama ialah untuk Charity Games (laga persahabatan) dan pertandingan resmi Liga 1 menghadapi Persik Kediri.

Dana tersebut dibuat untuk melakukan berbagai peningkatan sesuai dengan regulasi dan kebutuhan rencana pengamanan (Renpam). 

"Dari sisi produksi semua upgrading kita lakukan mulai ring 1, ring 2, sampai ring 4 sesuai regulasi dan kebutuhan Renpam,"

"Kami memahami semua harus dilakukan untuk kepentingan dan keamanan jalannya pertandingan, kami memahami ini (Stadion Kanjuruhan)," katanya.

Manajemen Arema FC merasa menjadi pihak yang selalu disalahkan atas berbagai permasalahan yang timbul termasuk pelemparan bus tim tamu. 

"Manajemen selalu jadi bahan cercaan, seolah pelaku utamanya pelemparan bus , entah itu oknum atau seseorang atau kelompok yang merasa bahwa perilakunya tidak salah,"

"Sekali lagi kejadiannya terjadi di area zona 4 di luar kawasan stadion dan jauh dari kewenangan Panpel. Semestinya bisa diantisipasi,” tutur Yusrinal.

Dia mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas insiden pelemparan bus Persik Kediri. 

Baca juga: Pelatih Persik Buka Suara Pasca Jadi Korban Pelemparan Batu usai Lawan Arema FC: Kita Hanya Kaget

"Polisi harus tangkap dan ungkap pelaku dan motif pelemparan bus Persik Kediri,"

"Jika pelaku kecewa dengan terkait penyelenggaraan atau kecewa karena Arema FC kalah, kenapa tidak dilimpahkan ke kami?" ujar Yusrinal.

Atas kejadian ini manajemen Arema FC menyerukan perubahan dan introspeksi bagi semua pihak terkait. 

Arema FC juga menpertimbangkan terkait masa depan Singo Edan dalam sisa kompetisi Liga 1 musim ini, terutama mengenai kemungkinan tidak bermain di kandang sendiri.

"Semua harus berubah, manajemen sudah selalu jalankan semua arahan dan masukan,"

"Berbagai forum komunikasi pun sudah kami lakukan antar stakeholder. Ayo berpakta integritas, jangan semuanya salah manajemen, intropeksilah," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Manajemen Arema FC Kecewa pada Stakeholders : Kejadian di Luar Zona 4 Bukan Kewenangan Panpel !