TRIBUNWOW.COM - PSIS Semarang terpantau sudah ditinggal dua bintang asingnya jelang pekan ke-28 Liga 1 2024 dimulai dan santer ada dua nama yang hengkang di musim depan ke Persib Bandung maupun duo tim asal Jawa Timur ini.
PSIS Semarang memang sedang tidak berada dalam kondisi yang optimal seusai jeda internasional di bulan Maret 2025 lalu.
Pasalnya, saat ini ada dua pemain PSIS Semarang yang pamit meski kompetisi Liga 1 2024 belum berakhir dan menyisakan tujuh pertandingan lagi.
Baca juga: PSIS Semarang Ketiban Apes Jelang Jamu Persik: Ditinggal 1 Pemainhingga Banjir Sorotan Panser-Snex
Apesnya lagi, PSIS Semarang ditinggal pemain-pemainnya saat sedang berjuang untuk keluar dari zona merah Liga 1 2024.
Sosok asing yang pertama pamit dari PSIS Semarang jelang pekan ke-28 Liga 1 2024 ialah sang striker asal Angola, yakni Evandro Brandao.
Lewat Instagram pribadinya, Evandro Brandao pamit dari PSIS Semarang karena adanya keterlambatan gaji yang ia dapatkan selama empat bulan lamanya.
Kini, pemain PSIS Semarang yang pamit semakin bertambah seiring bek asing asal Spanyol, yakni Roger Bonet alias Ruxi yang ikutan pamit karena juga tak kunjung mendapat haknya di Laskar Mahesa Jenar.
Melalui unggahan Instagram pribadinya pada Rabu (9/4), kabar Ruxi pamit dari PSIS Semarang dapat diketahui.
"Ini adalah surat yang tidak pernah ingin saya tulis. Dengan berat hati, saya memutuskan untuk meninggalkan PSIS dan mengakhiri kontrak saya dengan klub, dengan alasan yang tepat," unggah Ruxi saat mengumumkan dirinya pamit dari PSIS Semarang.
Baca juga: Transfer Eksodus PSIS Semarang Makin Nyata? Ruxi Susul Evandro Out Dadakan, Gali-Diarra Next?
Dalam pernyataannya, Ruxi juga sempat menyinggung sistem pembayaran gaji di PSIS Semarang selama gelaran Liga 1 2024.
"Ini bukan keputusan yang mudah. Sejak hari pertama, fans, kota dan budaya sepak bola di sini menyambut saya dengan terbuka. Saya selalu merasa didukung terutama di saat-saat sulit dan saya akan selalu berterima kasih untuk itu. Salah satu mimpi saya adalah bermain di Stadion Jatidiri yang penuh (oleh penonton). Sayangnya, hal itu tidak akan terjadi, tetapi saya akan membawa mimpi itu bersama saya.
Saya selalu memberikan yang terbaik untuk klub, mencoba berkontribusi baik di dalam maupun di luar lapangan. Namun sayangnya, standar profesional dan kondisi kerja minimum yang diharapkan belum terpenuhi selama berbulan-bulan. Terlepas dari kesabaran, usaha dan harapan tidak ada kemajuan yang nyata atau bahkan keinginan yang jelas untuk maju. Kami mencoba untuk mengubah banyak hal dari dalam memperjuangkan lebih banyak profesionalisme dan memperbaiki situasi terkait gaji yang belum dibayarkan, penundaan, dan pembayaran cicilan yang mempengaruhi para pemain, pelatih dan ofisial. Kami menerima banyak ketika diberitahu bahwa segala sesuatunya akan membaik pada bulan Februari, namun keadaan justru semakin memburuk.
Sebagai salah satu kapten, dan seseorang yang menjalani profesi ini dengan serius, saya merasa bertanggung jawab untuk membela apa yang benar. Diam bukan lagi sebuah pilihan. Saya harus tetap setia pada nilai-nilai saya mendukung dan mendukung tim. Kami melakukan semua yang kami bisa untuk tetap berkomitmen dan bersatu meskipun banyak tantangan yang kami hadapi tetapi pada akhirnya, hal itu tidak lagi memungkinkan. Dengan kondisi yang sangat minim, saya sangat yakin bahwa tim ini bisa meraih lebih banyak lagi.
Saya juga ingin mengatakan bahwa menempatikan tanggung jawab untuk situasi seperti ini pada para pemain dan pelatih tidaklah adil. Mediasi dan kepemimpinan dari atas diperlukan untuk memastikan mereka tidak ditinggalkan sendirian dalam pertempuran ini. Masalah sistemik membutuhkan solusi sistemik, bukan pengorbanan individu. Kami ingin menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.
Saya masih percaya dengan sepak bola Indonesia. Tahun ini, saya telah bertemu dengan banyak orang yang berkomitmen untuk menjadikannya lebih baik, dan mereka layak mendapatkan perubahan yang nyata. Mungkin suara saya tidak akan banyak menngubah, tetapi jika kita tidak mencoba, kita tidak akan pernah tahu apa yang mungkin terjadi.