TRIBUNWOW.COM - Nasib menyedihkan tengah dialami klub kebanggaan Panser Biru dan Snex jelang kompetisi Liga 1 2024/2025 berakhir.
Dilansir TribunWow.com, PSIS Semarang adalah klub yang terancam degradasi ke Liga 2.
Hal itu dikarenakan performa buruk yang acap kali dibukukan PSIS Semarang di gelaran Liga 1 2024/2025.
Di mana, PSIS Semarang adalah tim yang kerap menelan kekalahan.
Terbaru, PSIS Semarang dibungkam Madura United 1-2 di Stadion Jatidiri dalam laga tunda Liga 1 2024/2025 pada Minggu, 16 Maret 2025.
Baca juga: Panser Biru & Snex Siap Lepas? Primadona dan Tulang Punggung PSIS Semarang Kabarnya Out Musim Depan
Baca juga: Panser-Snex Speechless PSIS Semarang Dicukur 10 Pemain Madura United di Jatidiri, Legowo Turun Kasta
Rentetan hasil buruk membuat PSIS Semarang saat ini berada di posisi 16 klasemen dengan koleksi 24 poin dari 27 laga.
PSIS Semarang harus menyapu bersih tujuh laga sisa di Liga 1 2024/2025 dengan meraih kemenangan.
Jika tergelincir atau membukukan kekalahan, PSIS Semarang berpotensi turun kasta musim depan.
Apalagi, persaingan tim papan bawah akan diprediksi akan sengit lantaran banyak klub yang ingin bertahan.
Sementara itu, PSIS Semarang santer diterpa isu krisis finansial.
Satu di antaranya karena dua pemain yang memperkuat PSIS Semarang di putaran pertama, yakni Fernandinho dan Taufee Skandari pernah mengungkit soal gaji.
Sementara itu, Evandro Baru-baru ini mengaku dirinya merasa tidak dihargai.
Panser Biru dan Snex menduga bahwa PSIS Semarang menunggak gaji Evandro Brandao.
"Being a professional is not just about the work we do, but the responsibility we carry. We pour time, effort, and expertise into our jobs, knowing that our families rely on us. Yet, too often, we find ourselves disrespected," tulis Evandro Brandao melalui Instagram pribadinya, 11 Maret 2025.
"(Menjadi seorang profesional bukan hanya tentang pekerjaan yang kita lakukan, tetapi juga tanggung jawab yang kita pikul. Kita mencurahkan waktu, tenaga, dan keahlian dalam pekerjaan kita, dengan menyadari bahwa keluarga kita bergantung pada kita. Namun, terlalu sering kita merasa tidak dihargai,-red)."