Performa mereka dinilai belum konsisten dan sering kali gagal memanfaatkan peluang yang ada. tampak kesulitan beradaptasi.
Sudi Abdallah, yang diharapkan menjadi penguat lini serang, juga belum menunjukkan performa terbaiknya.
Paulo Gali Freitas, yang kembali memperkuat PSIS musim ini, juga belum mampu mengulangi kesuksesannya di musim lalu.
Hanya 1 gol dan 2 assist yang berhasil ia sumbangkan sejauh ini. Musim lalu, Paulo Gali menjadi salah satu pemain kunci.
11 gol dan 7 assist, penurunan performa ini menjadi sorotan, terutama karena ia diharapkan menjadi penyuplai bola ke striker.
Rekrutan anyar PSIS, Gustavo Souza, juga belum memberikan dampak signifikan dalam 5 pertandingan pertamanya.
Pemain asal Brasil ini diharapkan bisa menjadi pendobrak lini serang, namun tampak masih kesulitan beradaptasi dengan ritme permainan dan taktik tim.
Performanya yang belum maksimal membuat PSIS kehilangan salah satu elemen penting dalam membangun serangan.
Bandingkan dengan musim lalu, ketika PSIS memiliki trio pemain asing yang sangat produktif.
Dimana Gali Freitas (11 gol, 7 assist), Carlos Fortes (10 gol), dan Taisei Marukawa (4 gol, 11 assist) jadi pilar penting yang membawa PSIS bersaing di papan atas.
Baca juga: PSIS Blunder? Buang Eks Man City Malah Kans Bawa Persiraja Promosi, 1 Striker Barunya Masih Melempem
2. Konflik Internal
Terjadi konflik internal PSIS memperburuk situasi, terjadi suporter dan manajemen.
2 kelompok suporter terbesar, Panser Biru dan Snex, memboikot pertandingan, protes terhadap CEO klub, Yoyok Sukawi.
Berimbas penonton di Stadion Jatidiri menurun drastis. Derby Jateng hanya disaksikan tak mencapai seribu suporter.
Sehingga manajemen memutuskan laga home tanpa penonton, guna menghemat pengeluaran.