Perang Israel Vs Hamas

Peringatan Keras Israel ke Lebanon, Benjamin Netanyahu: Akan Hadapi Kehancuran Massal seperti Gaza

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap terlihat mengepul dari Kawasan Dahiyeh, Lebanon pada Selasa (8/10/2024).

Baik kelompok Palestina Hamas di Gaza, maupun Hizbullah di Lebanon, telah berjanji tidak akan mengendurkan perlawanan terhadap Israel, dan pada hari Selasa (8/10/2024), wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengatakan, kelompoknya akan membuat mustahil bagi warga Israel untuk kembali ke utara.

Israel melancarkan gelombang serangan terhadap benteng Hizbullah di Lebanon pada Senin (23/9/2024) yang menyebabkan sedikitnya 1.473 orang tewas sejak saat itu.

Serangan Israel telah menargetkan Lebanon selatan dan timur, serta Beirut selatan dan tengah, yang memaksa lebih dari satu juta orang mengungsi serta memberikan tekanan besar pada sistem perawatan kesehatan negara tersebut.

Meskipun pesisir Lebanon tidak luput dari serangan, peringatan evakuasi terbaru Israel menunjukkan Israel telah memperluas serangannya ke arah utara.

Baca juga: Kilas Peristiwa: Mengingat Alasan Utama Hamas Pertama Kali Serang Israel 7 Oktober 203

Di saluran Telegramnya, militer Israel mengatakan Divisi ke-146 telah memulai “kegiatan operasional terbatas, terlokalisasi, dan tertarget” terhadap apa yang mereka klaim sebagai target dan infrastruktur Hizbullah di Lebanon barat daya.

Wakil pemimpin Hizbullah, Naim Qassem juga telah menegaskan, bahwa meskipun Israel melakukan serangan yang 'menyakitkan', struktur kepemimpinan Hizbullah sudah teratur kembali dan kemampuan militernya “baik-baik saja”.

Naim Qassem menyatakan dalam pidatonya bahwa Benjamin Netanyahu ingin membawa kembali para pengungsi ke rumah mereka di Israel utara.

"Namun kami tegaskan, bahwa akan ada lebih banyak lagi pengungsi yang secara terpaksa meninggalkan rumah mereka, bukan dibawa kembali oleh Israel," ucap Naim Qassem menambahkan.

Analis militer dan keamanan, Elijah Magnier mengatakan bahwa Naim Qassem telah menjadi juru bicara Hizbullah yang memegang kendali.

"Ia tampak lebih percaya diri, lebih tenang, dan memegang kendali," ucap Elijah Magnier kepada Al Jazeera. 

"Sekarang, jika Israel tidak segera bertindak, mereka akan menyesal karena Hizbulah telah bangkit dan menjadi semakin kuat dari sebelumnya," ungkap Elijah Magnier.

(Magang TribunWow.com/Ni Putu Marcilla)

Baca berita menarik lainnya di Google News.