Jawaban: D. Merupakan perwujudan demokrasi dalam politik Indonesia
3. Berikut ini yang merupakan latar belakang Daud Beureuh menyatakan Aceh bergabung dengan NII ialah…
(1) kekecewaan terhadap hasil Perundingan Renville 1948
(2) kekecewaan karena pembangunan yang berpusat di Jawa
(3) kekecewaan pada pejabat pemerintah pusat yang berfoya-foya
(4) kekecewaan terhadap penurunan status Aceh menjadi Karesidenan
a. Jika (1), (2), dan (3) yang benar
b. Jika (1) dan (3) yang benar
c. Jika (2) dan (4) yang benar
d. Jika hanya (4) saja yang benar
e. Jika semua jawaban benar
Jawaban: D. Jika hanya (4) saja yang benar
4. Pada masa Demokrasi Terpimpin, beberapa proyek mercusuar yang didanai oleh dana rampasan perang dari Jepang bermasalah.
SEBAB
Adanya skandal anggota komite serta tidak adanya transparansi dalam penggunaan dana rampasan perang.
Pilihlah
a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.
b. Jika pernyataan benar dan alasan benar, tetapi keduanga tidak menunjukkan hubungan sebab akibat.
c. Jika pernyataan benar dan alasan salah.
d. Jika penyataan salah dan alasan benar.
e. Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah.
Jawaban: A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.
5. Berbagai peristiwa berikut yang merupakan bagian dari efek domino peristiwa G30S/PKI adalah…
(1) PKI dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang
(2) Berakhirnya Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan Presiden Sukarno
(3) Marxisme, Komunisme dan Leninisme dilarang di Indonesia
(4) Diskriminasi terhadap anggota PKI dan organisi pendukungnya
Pilihlah
a. Jika (1), (2), dan (3) yang benar
b. Jika (1) dan (3) yang benar
c. Jika (2) dan (4) yang benar
d. Jika hanya (4) saja yang benar
e. Jika semua jawaban benar
Jawaban: E. Jika semua jawaban benar
Baca juga: Kunci Jawaban PKN Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka Aktivitas 3.1 & 3.2 Halaman 76: Harmoni Keberagaman
B. Esai
1. Perhatikanlah sumber foto dan narasi berikut!
Pergerakan perempuan dalam kancah internasional makin terdengar gaungnya pasca-Konferensi Asia-Afrika pada 1955. Pada Konferensi Solidaritas Asia-Afrika di Kairo pada 1957, isu-isu perempuan pertama kali dibahas.