Sebelumnya, Rabu (4/9/2024) kemarin, Harmansyah resmi melaporkan peristiwa yang dialaminya.
Harmansyah tiba sekitar pukul 14.00 WITA untuk menyerahkan bukti rekaman CCTV terkait teror yang dialaminya dari sejumlah oknum TNI.
Dalam kesempatannya, Harmansyah mengaku telah menjadi korban intimidasi, termasuk anak dan istrinya, yang dilakukan oleh oknum aparat tersebut.
Dia menyebutkan ada total 9 orang oknum TNI, sementara 1 orang yang diduga mantan staf ahli di gubernuran.
10 oknum tersebut sudah dilaporkan oleh Harmansyah.
Setelah memberikan keterangan selama sekitar tiga jam, Harmansyah keluar dari Markas DENPOM pada pukul 17.12 WITA.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyesalkan tindakan oknum TNI yang disebutnya telah mengintimidasi keluarganya.
"Saya menempuh jalur hukum karena ini adalah urusan institusi yang lebih berwenang," ungkap Harmansyah.
Ia merasa terancam secara pribadi, dan keluarganya juga mengalami dampak psikologis yang signifikan, termasuk istri dan anak-anaknya yang merasa ketakutan.
"Saya tidak paham permasalahannya apa, saya tidak kenal oknum ini. Motivasi dan tendensinya apa sehingga melakukan tindakan yang di luar nalar saya," kata Harmansyah.
"Mereka memakai seragam (TNI), mengeluarkan senjata api yang tidak sesuai peruntukannya," tambahnya.
Harmansyah juga menjelaskan bahwa bukti rekaman CCTV memperlihatkan tindakan intimidasi yang dilakukan di depan rumahnya.
Bahkan, oknum-oknum tersebut juga menancaman tetangganya.
Yang paling membuatnya terpukul adalah kejadian tersebut terjadi ketika anak-anaknya, yang berusia 7 dan 8 tahun, berada di dalam rumah.
Bahkan, aliran listrik rumahnya sempat dimatikan.