Kedua, Refly menilai adanya perbedaan pandangan di internal PDIP.
Ia menyebut, ada pihak yang pro dan kontra soal rencana partai banteng mengusung Anies.
Meskipun akhirnya, para kader harus tunduk pada keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Ketiga, Refly melihat adanya upaya cawe-cawe Istana untuk menjegal langkah Anies pada Pilkada 2024.
Sehingga, partai apa pun yang hendak mengusung Anies akan mendapat tekanan dari pihak Istana.
Faktor keempat, yakni adanya kemungkinan Megawati berkonsolidasi dengan pemerintahan Prabowo Subianto mendatang.
Menurut Refly, Prabowo tidak akan mau berkonsolidasi dengan PDIP apabila ada sosok Anies di dalamnya.
Anies dinilai akan menjadi pesaing kuat Prabowo pada Pilpres 2029 mendatang.
Baca juga: PDIP Tak Jadi Usung Anies di Pilgub Jakarta, Pramono Buka Pintu kalau Mau Masuk Tim Pemenangan
Anies Buat Parpol Baru
Dengan absennya Anies pada Pilkada 2024 ini, dinilai akan menggerus elektabilitasnya pada Pilpres 2029 nanti.
Oleh karena itu, Anies berencana membuat partai politik (parpol) baru usai gagal melaju pada Pilkada 2024.
Rencana itu diungkapkan Anies dalam video yang diunggah kanal YouTube miliknya, Jumat (30/8/2024).
Dalam pernyataannya, Anies menegaskan enggan bergabung dengan parpol manapun.
Ia memilih membuat parpol baru yang tak akan tersandera oleh kekuasaan.
"Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar, dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh," ucap Anies.
Baca juga: Penyesalan Anies Baswedan setelah Gagal Maju di Pilkada Jakarta 2024: Tidak Bisa Saya Penuhi