"Itu adalah filosofi hidup saya," bebernya
Lebih lanjut, Shin Tae-yong juga berdalih, ia tak ingin meninggalkan pekerjaan di Timnas Indonesia yang saat ini sudah mulai ia rasakan hasilnya.
Bahkan, ia menganggap para pemain Timnas Indonesia seperti anaknya sendiri.
"Selama 4 tahun 6 bulan ini, dua tahun pertama sangat melelahkan, tetapi sekarang saya mulai melihat hasil kerja keras itu dan kalau meninggalkan semua itu sepertinya terlalu sayang dan bisa saja menyesal," ujar Shin Tae-yong.
"Lalu, para pemain yang setia kepada saya, seperti anak-anak saya sendiri akan selalu ada di pikiran saya."
"Meskipun kami tidak berbicara dalam bahasa yang sama."
"Mereka sangat polos dan selalu mendengarkan saya dengan baik."
"Hal-hal seperti itu yang paling menyentuh saya."
"Sebenarnya uang itu bisa didapat kalau bekerja keras."
"Jadi, saya tidak mengutamakan hal itu," lanjutnya.
Meskipun banyak mendapatkan tawaran dari klub lain, Shin Tae-yong mengaku tak pernah menggunakan hal itu sebagai pemancing PSSI untuk meningkatkan nilai kontraknya.
Padahal, ada 10 klub yang menunjukkan ketertarikannya untuk bisa mengamankan tanda tangan Shin Tae-yong.
"Ada sekitar 10 tempat yang mengundang saya. Meski ada banyak sekali tawaran yang bagus, itu tidak pernah saya manfaatkan untuk bernegosiasi dengan PSSI sebagai persyaratan perpanjangan kontrak saya," ujar pelatih asal Korea Selatan.
"Karena sebelumnya kami hanya berbicara tentang bagaimana kita akan membangun masa depan."
"Jika saya membicarakan hal itu, itu bisa dianggap tidak etis. Jadi, saya tidak pernah menyebutkannya dan saya berpikir bahwa diharapkan PSSI bekerja sama dengan percaya pada saya."