TRIBUNWOW.COM - Konflik antara Israel dengan Hamas semakin memanas buntut tewasnya Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, Iran turut buka suara.
Penasihat Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC), Hojjat al-Islam Taeb menilai pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap Ismail Haniyeh akan menjadi hal baru dan mengejutkan.
“Operasi yang dirancang untuk membalas darah syahid Ismail Haniyeh akan menjadi hal baru dan mengejutkan," kata Hojjat al-Islam Taeb kepada kantor berita Iran, IRNA, Minggu (4/8/2024).
Baca juga: Update Perang Lawan Israel: Iran Siapkan Serangan Balas Dendam, AS Mulai Cari Sekutu Bantu Zionis
Ia menegaskan, skenario pembalasan kematian Ismail Haniyeh tidak dapat ditebak oleh siapa pun, termasuk Israel.
“Skenario yang dirancang untuk membalas darah syahid Ismail Haniyeh adalah salah satu skenario yang tidak dapat dibaca," lanjutnya.
Penasihat Panglima IRGC itu juga mengatakan Israel sedang menghadapi kepanikan sosial karena tidak mengetahui apa yang direncanakan Iran.
“Situasi sosial entitas Zionis (Israel) bermasalah karena mereka tidak mengetahui skenario Iran, dan tidak ada yang berinvestasi di Israel secara ekonomi, dan modal meninggalkan wilayah tersebut,” kata Hojjat al-Islam Taeb, merujuk pada meningkatnya jumlah perusahaan yang bangkrut di Israel sejak 7 Oktober 2023, yang kini mencapai 46.000 perusahaan.
Ia berpendapat, Israel ingin menyeret sekutunya, Amerika Serikat (AS) untuk memperluas perang di kawasan tersebut setelah mengalami kekalahan melawan Hamas di lapangan.
“(Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu ingin mengubah kekalahannya melawan Hamas menjadi perang regional, dan membawa Amerika ke dalam perang," katanya.
Baca juga: Sosok Israel Madaye: Tukang Listrik Jadi Pemanah Asal Chad di Olimpiade Paris 2024, Banjir Pujian
Dia menekankan bahwa era hegemoni AS telah berlalu dan kebijakan-kebijakannya tidak dapat memberikan efek jera.
Meskipun belum ada komentar langsung mengenai pernyataan Penasihat Garda Revolusi Israel, para pejabat Israel sebelumnya mengatakan siap menghadapi skenario apa pun terkait hal ini.
Israel sedang menunggu tanggapan militer dari Iran, Hizbullah dan Hamas setelah Israel membunuh Komandan Hizbullah, Fuad Shukr pada Selasa (30/7/2024) di Beirut, Lebanon dan membunuh Ismail Haniyeh di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024).
Militer Israel mengakui pembunuhan terhadap Fuad Shukr dan membantah pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh.
“Tentara Israel menyerang pada hari Selasa malam di Lebanon dan membunuh Fuad Shukr dalam serangan udara yang tepat, dan tidak ada serangan udara lainnya pada malam itu, tidak ada rudal atau drone," kata juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, kepada New York Times, Kamis (1/8/2024).
Fuad Shukr disebut sebagai orang yang dekat dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah dan merupakan musuh bebuyutan Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Hizbullah dan Iran Ancam akan Balas Israel
Memanasnya situasi ini menyusul pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei yang akan membalas pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
"Membalas dendam atas darah Ismail Haniyeh adalah salah satu tugas kami karena pembunuhan terjadi di tanah kami," kata Ayatollah Ali Khamenei, Rabu.
“Rezim kriminal dan teroris Zionis menargetkan tamu tercinta di rumah kami, dan dengan demikian, dengan serangan ini, mereka mendapatkan hukuman yang paling berat," lanjutnya, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan akan membalas pembunuhan Fuad Shukr.
"Respons terhadap pembunuhan komandan militer Fuad Shukr pasti akan terjadi, dan akan menjadi tindakan yang serius, nyata, dan bijaksana," kata Nasrallah dalam pidatonya pada hari pemakaman Fuad Shukr, Kamis (1/8/2024), dikutip dari Al Ahed News.
Baca juga: Iran Bersumpah Balas Dendam terhadap Israel atas Kematian Ismail Haniyeh, AS Setia Dukung Zionis
IDF Bagikan Dokumen Skenario Perang Besar-besaran
Pasukan Pendudukan Israel (IOF) baru-baru ini dilaporkan membagikan sebuah dokumen kepada para wali kota di wilayah pendudukan utara terkait situasi konflik dan eskalasi yang melibatkan negara pendudukan tersebut di kawasan.
Dokumen itu merinci “Skenario Terbaru” atas perang habis-habisan dengan Hizbullah, menurut lansiran The Times of Israel.
Dokumen ini menguraikan dampak potensial yang diterima Israel, termasuk pemadaman listrik selama tiga hari di beberapa kota, gangguan pasokan air yang berlangsung selama beberapa hari, pemutusan sambungan telepon rumah hingga delapan jam, gangguan komunikasi telepon seluler hingga 24 jam, dan gangguan lokal singkat pada layanan radio dan internet.
Dokumen tersebut lebih lanjut menyoroti bahwa hingga 40 persen dari tenaga kerja Israel mungkin tidak dapat bekerja selama perang, dan penyedia layanan dari luar wilayah yang terkena dampak mungkin tidak tersedia.
Lembaga keamanan, sebagaimana dilaporkan oleh The Times of Israel, mengantisipasi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel dengan ratusan roket yang membawa hulu ledak mulai dari 50 kilogram hingga 500 kilogram.
Hizbullah diperkirakan akan menargetkan fasilitas IDF terlebih dahulu, diikuti oleh infrastruktur dan kemudian wilayah sipil, meskipun prioritas dapat berubah, menurut laporan tersebut.
Kelompok tersebut mungkin menargetkan sejauh selatan Tel Aviv, yang berpotensi mendorong evakuasi massal ke al-Quds (Yerusalem) dan wilayah selatan, tambahnya.
Para pengungsi akan ditempatkan di hotel, yang saat ini banyak menampung para pemukim Israel yang mengungsi dari Utara.
Jika hotel-hotel di Yerusalem penuh, para pengungsi akan ditampung di sekolah-sekolah kota.
Rencana sedang dilakukan untuk mendirikan kota-kota tenda di Selatan, termasuk lokasi-lokasi seperti Timna, utara Eilat, dan Taman Eshkol di al-Naqab.
Model ini mirip dengan tenda-tenda yang didirikan oleh Arcadi Gaydamak di Pantai Nitzanim pada tahun 2006 untuk para pemukim yang dievakuasi selama Perang Juli 2006 dan pada tahun 2007 di Taman Yarkon untuk para pemukim Sderot, laporan tersebut menekankan.
Was-was Hizbullah Menyusup dari Utara
Dalam konteks yang sama, pejabat keamanan Israel memberi tahu Maariv bahwa mereka tengah mempersiapkan diri untuk skenario pembalasan yang tak terduga, seperti upaya infiltrasi ke wilayah pendudukan oleh Hizbullah dari Utara, selain kemungkinan upaya masuk dari arah Tepi Barat.
Komando militer Israel telah meningkatkan kesiapan di seluruh unit pasukan pendudukan, sebagai persiapan untuk mengantisipasi tanggapan dari faksi-faksi Perlawanan.
Ini terjadi setelah Israel membunuh dua pemimpin Perlawanan tingkat tinggi, yaitu komandan utama Hizbullah, Fouad Shukr dan pejabat tinggi Hamas, Ismail Haniyeh di pinggiran selatan Beirut dan Teheran.
Setelah serangan Israel itu, Poros Perlawanan, termasuk Iran, berjanji akan membalas kejahatan Israel dengan keras, yang membuat pejabat dan pemukim Israel gelisah.
Orang Israel telah menimbun persediaan, sementara kotamadya Yerusalem yang diduduki menyarankan pemukim Yahudi untuk "membersihkan dan menyiapkan tempat perlindungan bom mereka," memperingatkan kalau mereka harus dapat mencapai tempat perlindungan dalam waktu 90 detik.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.583 jiwa dan 91.398 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (4/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Iran Ejek Israel: IDF Mustahil Tebak Skenario Balas Dendam atas Kematian Ismail Haniyeh dan IDF Bagikan Dokumen Skenario Perang Besar-besaran, Hizbullah Menyusup dari Utara dan Tepi Barat