2. Club Africain Tunis: 45 kali pertandingan, 3.458 menit bermain, 6 kartu kuning, 4 assist, dan 15 gol.
3. Akhmat Gronzy: 17 kali pertandingan, 989 menit bermain, 6 kartu kuning, 1 kartu merah, 1 assist, dan 5 gol.
4. Konyaspor: 7 kali pertandingan, 275 menit bermain, 1 kartu kuning, dan 2 gol.
5. NA Hussein Dey: 9 kali pertandingan, 617 menit bermain, 2 kartu kuning, 1 kartu merah, 1 assist, dan 3 gol.
6. CS Sfaxien: 26 kali pertandingan, 1904 menit bermain, 5 kartu kuning, 5 assist, dan 9 gol.
7. Ironi Kiryat Shmona: 11 kali pertandingan, 555 menit bermain, dan 4 kartu kuning.
8. Hapoel Tel Aviv: 5 kali pertandingan, 347 menit bermain, 1 kartu kuning, dan 1 gol.
9. Persib Bandung: 69 kali pertandingan, 5.933 menit bermain, 24 kali kartu kuning, 1 kali kartu kuning kedua, 20 assist, dan 40 gol.
10. Bhayangkara FC: 26 kali pertandingan, 2.200 menit bermain, 8 kartu kuning, 1 kartu kuning kedua, 1 kartu merah, 3 assist, dan 13 gol.
11. FC Bekasi City: 17 kali pertandingan, 1278 menit bermain, 2 kartu kuning, 2 assist, dan 10 gol.
13. Timnas Chad: 32 kali pertandingan, 2.794 menit bermain, 6 kartu kuning, 1 assist, dan 1 gol.
2. Samsul Arif (CF)
Setelah keberhasilannya mendatangkan Ezechiel NDouassel, Persela Lamongan langsung mencari partner duetnya yang ternyata masih beraroma Persib Bandung, Samsul Arif.
Seperti diketahui, Samsul Arif pernah membela Persib Bandung pada 2016 sampai 2017 silam.
Saat itu, Samsul Arif hanya bermain setengah musim sebelum akhirnya kembali pulang ke Persela Lamongan.
Bersama Persela Lamongan, Samsul Arif memiliki label ikon bahkan bisa dikatakan legenda tim.